Cekfakta #124 Bahaya Doxing di Media Sosial

Senin, 4 Oktober 2021 06:00 WIB

Ilustrasi peretasan situs dan data. (Shutterstock)

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Pekan ini, perbincangan mengenai doxing kembali menghangat. Pihak-pihak yang tak bertanggung jawab telah mengorek informasi pribadi dua orang mahasiswa dan lantas menyebarluaskan informasi tersebut kepada publik. Biarpun dianggap sepele, tindakan itu sejatinya dapat mengundang kejahatan yang lebih gawat.

Agar pengguna internet terhindar dari tindakan doxing, berbagai lembaga telah menjelaskan lebih jauh tentang bahaya doxing dan cara-cara pencegahannya. Setidaknya ada lima tips yang dibagikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk menghadapi perkara itu.

Advertising
Advertising

Dari dunia kesehatan, khalayak kini kerap membicarakan babak berikutnya dari pandemi virus corona. Walaupun sejumlah negara telah menyiapkan diri untuk hidup berdampingan dengan wabah, namun mereka tetap bersiap diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Setelah jumlah kasus harian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melandai, sejumlah ahli justru khawatir akan datangnya gelombang ketiga.

Sebagai penutup, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah klaim tentang pelantikan Anies Baswedan oleh Joko Widodo.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

____________________________________________________________________

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Bahaya Doxing di Media Sosial

Baru-baru ini dua mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengalami doxing di media sosial. Mereka menjadi sasaran karena menggelar aksi di depan Gedung KPK, Jakarta, 27 September 2021. Foto-foto Muhammad Ihtisamuddin, Mahasiswa Universitas Soedirman dan Abid Hanif, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto disebar di sejumlah media sosial.

Unggahan foto itu juga menyertakan data diri seperti alamat rumah, jurusan, tahun angkatan, nomor handphone. Beberapa unggahan juga ditambahkan kalimat, “Pak Polisi kalau mau cari otak perusuh nih aku bantuin salah satunya.”

Sebelumnya, doxing juga menimpa ketua BEM UI Leon Alvinda Putra pada Juli lalu. Saat itu, ia terkena doxing setelah mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sebutan The King of Lip Service. Jejak digitalnya pada masa lampau dibongkar oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Unggahan BEM UI tentang Jokowi. Instagram

Doxing merupakan tindakan berbasis internet untuk mengorek dan menyebarluaskan informasi pribadi (termasuk data pribadi) kepada publik terhadap seseorang individu atau organisasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan cara mencari sumber data yang tersedia untuk umum dan situs sosial media (seperti Facebook), meretas, dan rekayasa sosial. Tindakan ini erat terkait dengan vigilantisme internet dan hacktivisme.

Secara umum, ada tiga jenis doxing yakni deanonimisasi, penargetan, dan deligitimasi. Setiap jenis memiliki metode yang berbeda meski tujuannya serupa. Bagi sebagian orang, hal ini dianggap remeh, karena hanya sebagai membuka data pribadi ke publik. Padahal efeknya sangat serius termasuk memicu terjadinya kejahatan digital yang lebih parah.

Berdasarkan riset Safenet akhir tahun lalu, jumlah serangan doxing terus meningkat dari tahun 2017 hingga 2020. Pada tahun 2020, serangan doxing meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Lima persen dari korbannya adalah aktivis dan Pembela HAM. Sementara jenis doxing yang paling umum dilakukan di Indonesia adalah doxing delegitimasi, yaitu serangan doxing dengan membagikan informasi pribadi untuk menghancurkan kredibilitas, reputasi, dan/atau karakter korban.

Pakar keamanan siber senior di Kaspersky, Anna Larkina mengatakan, hingga kini doxing masih dijadikan cara untuk menghukum dan merugikan orang oleh banyak oknum. Untuk mencegahnya, masyarakat bisa melakukannya sendiri dengan cara mengontrol informasi diri yang dibagikan di sarana digital dengan internet. Meskipun beberapa risiko—seperti kebocoran data dan serangan ransomware pada organisasi—sebagian besar berada di luar kendali pengguna. “Setidaknya mengambil beberapa langkah pencegahan jadi ide yang baik untuk antisipasi,” kata dia.

Dikutip dari laman resmi Kominfo, berikut beberapa tips mencegah doxing, antara lain:

  1. Jangan berlebihan di media sosial atau forum online. Berbagi informasi pribadi dapat dengan mudah memberi peluang kejahatan bagi pelaku.
  2. Ubah pengaturan privasi Kalian, jadikan postingan Kalian di situs media sosial bersifat pribadi sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat melihatnya. Jangan berikan informasi pribadi saat mendaftar ke platform media sosial, jangan berikan detail pribadi, seperti tanggal lahir, kota asal, sekolah menengah, atau informasi perusahaan Kalian.
  3. Gunakan VPN Mendaftar dengan jaringan pribadi virtual, atau VPN, dapat membantu melindungi informasi pribadi Kalian dari pelaku kejahatan. Saat Kalian terhubung ke internet dengan masuk ke VPN terlebih dahulu, alamat IP asli Kalian akan disembunyikan. Artinya, peretas tidak akan dapat melacak alamat ini untuk lokasi Kalian atau informasi identitas lainnya
  4. Waspada terhadap email phishing dari pelaku doxing yang mungkin menggunakan penipuan phishing untuk mengecoh kalian agar mengungkapkan alamat rumah, atau bahkan kata sandi kalian. Berhati-hatilah setiap kali kalian menerima pesan yang diduga berasal dari bank atau perusahaan kartu kredit dan meminta informasi pribadi kalian. Lembaga keuangan tidak akan pernah meminta informasi ini melalui email.
  5. Informasi tertentu tidak boleh dibagikan Pastikan untuk tidak pernah memposting informasi tertentu secara online, seperti alamat rumah, nomor SIM/telepon, dan informasi apa pun terkait rekening bank atau nomor kartu kredit. Ingat, peretas dapat mencegat pesan email, jadi Kalian tidak boleh menyertakan detail pribadi dalam email Kalian.



Bagian ini ditulis oleh Siti Aisah, peserta Health Fellowship Tempo yang didukung oleh Facebook.

Kasus Covid-19 Melandai, Waspada Potensi Gelombang Ketiga

Di saat beberapa negara di dunia mulai menerapkan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, sejumlah pakar memprediksi adanya potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia pada Januari-Februari 2022 mendatang. Hal ini diawali dengan peningkatan mobilitas penduduk pada akhir tahun 2021. Ahli virologi yang juga Guru Besar Universitas Udayana, Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengingatkan pemerintah untuk mempercepat capaian target vaksinasi dosis lengkap sebesar 70 persen pada akhir tahun ini. Sementara capaian saat ini masih kurang dari 25 persen.

Tenaga Medis tengah memantau pasien Covid-19 melalui CCTV yang terpasang di dalam ruang perawatan di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit Covid-19 di Jakarta kini sudah semakin rendah. TEMPO/M Taufan Rengganis

  • Sejumlah negara telah memutuskan sudah waktunya untuk mengadopsi model hidup bersama Covid-19. Beberapa diantaranya memiliki tingkat vaksinasi yang patut ditiru, sedangkan yang lain telah memutuskan bahwa biaya pembatasan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan lebih besar daripada manfaatnya. Denmark merupakan salah satu negara yang sudah kembali ke kehidupan pra-pandemi. Kunci keberhasilan Denmark sebagian terletak pada program vaksinasi. Per 13 September, lebih dari 74 persen populasi Denmark telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19 dan tingkat transmisi saat ini berada di 0,7.
  • Singapura yang memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi sedang berjuang melawan rekor gelombang infeksi Covid-19 di tengah rencananya untuk membuka kembali perbatasan. Pada 25 September lalu, Singapura mencatat rata-rata harian dalam seminggu menjadi 1.545 kasus, lebih tinggi dari gelombang pandemi sebelumnya. Tetapi ketika kasus melonjak, kematian Covid-19 di Singapura tetap rendah. Cakupan vaksinasi sebesar 80 persen telah menekan kasus dan kematian yang parah di Singapura. Ben Cowling, ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong, mengatakan bahwa bahkan di tengah wabah barunya, Singapura masih memberikan model bagaimana negara-negara zero Covid seperti Selandia Baru, Australia, dan Cina dapat berhasil keluar dari pandemi.
  • Menurut laporan pengawasan reguler Covid-19 New South Wales (NSW) Health, lebih dari 35 persen orang yang dites positif Covid-19 sampai 11 September lalu telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Sekitar satu dari 20 kasus telah divaksinasi lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa strategi vaksinasi di NSW, Australia membuahkan hasil. Greg Dore, dokter penyakit menular di RS St Vincent, mengatakan, “Perkembangan kebutuhan perawatan intensif oleh pasien benar-benar diperlambat oleh vaksinasi”. Dari 236 kasus dalam perawatan intensif pada hari Senin, 25 September lalu, 46 orang telah menerima satu dosis vaksin dan 161 orang tidak divaksinasi.
  • Perkembangan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah cukup terkendali, terlihat dari grafik kasus yang terus melandai. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan pada masa-masa inilah, semua pihak harus menahan diri agar tidak terjadi lonjakan ketiga (third wave). Dalam upaya mempertahankan pelandaian kasus Covid-19, Wiku mengungkapkan meskipun saat ini pelonggaran mobilitas mulai diterapkan, namun masyarakat diharapkan untuk tetap berhati-hati dalam berkegiatan sehari-hari. Dari pengalaman penanganan selama pandemi, kenaikan kasus disebabkan meningkatnya mobilitas masyarakat saat kasus melandai.
  • Menurut Bloomberg Vaccine Tracker, Indonesia cukup tertinggal dari banyak negara tetangga di Asia dengan kurang dari seperlima dari 270 juta penduduknya yang sudah divaksinasi lengkap. Pemerintah mengatakan gelombang infeksi berikutnya yang disebabkan oleh varian baru tidak dapat dihindari dan gelombang ketiga wabah dapat terjadi pada bulan November atau Desember. Indonesia sedang menyelesaikan rencana untuk menawarkan booster vaksin Covid-19 gratis kepada lebih dari 114 juta orang untuk mengantisipasi gelombang ketiga tersebut.

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

  • Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, juga Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan meminta kewaspadaan agar SARS-Cov-2 varian Mu tidak masuk ke Indonesia. “Sudah dekat loh, jangan sampai kayak varian Delta lagi, dulu sampai India kita tenang-tenang akhirnya masuk, nah ini sudah sampai Malaysia, kita harus antisipasi jangan sampai masuk ke Indonesia,” ujarnya. Potensi mutasi varian Mu yang mampu melawan efektivitas vaksin yang ada membuat varian ini dimasukkan WHO dalam kategori variant of interest. Dia juga menuturkan perlunya mempertahankan penularan kasus baru Covid-19 tetap melandai, bahkan kalau bisa ditekan lagi.

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini, yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

DoorDash menggugat NYC ke pengadilan atas undang-undang berbagi data yang baru diterapkan. Undang-undang berbagi data baru yang diberlakukan New York City baru-baru ini digugat oleh DoorDash, perusahaan raksasa pengiriman makanan. DoorDash menggugat dengan alasan bahwa undang-undang tersebut mengharuskan pengungkapan terlalu banyak informasi rahasia dan sensitif ke restoran.

Semua Akun Microsoft Sekarang Dapat Mengadopsi Login Tanpa Kata Sandi Menggunakan Aplikasi Authenticator, Windows Hello, Kunci Keamanan, dan Kode Verifikasi. Mulai 27 September 2021, Microsoft mengumumkan bahwa penggunanya dapat menghapus kata sandi dari akun Microsoft yang dimiliki dan masuk melalui Aplikasi Microsoft Authenticator, Windows Hello, kunci keamanan, atau kode verifikasi yang dikirim ke telepon atau email. Wakil Presiden Perusahaan Microsoft Liat Ben-Zur mengatakan login tanpa kata sandi akan membantu melindungi akun Microsoft dari serangan identitas seperti phishing.

Hasil jajak pendapat AP-NORC: Orang Amerika memiliki sedikit kepercayaan pada keamanan online. Kebanyakan orang Amerika tidak percaya informasi pribadi mereka aman secara online dan tidak puas dengan upaya pemerintah federal untuk melindunginya. Jajak pendapat yang dilakukan oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research dan MeriTalk menunjukkan bahwa 64 persen orang Amerika mengatakan aktivitas media sosial mereka tidak terlalu atau sama sekali tidak aman.

Youtube menghapus semua unggahan misinformasi anti-vaksin. YouTube akan menghapus konten yang menyebarkan informasi yang salah tentang vaksin. Video yang mengatakan vaksin yang disetujui berbahaya dan menyebabkan autisme, kanker atau infertilitas termasuk di antara yang akan dihapus. Kebijakan tersebut juga mencakup penghentian akun influencer anti-vaksin. Hal ini dilakukan setelah raksasa teknologi ini telah dikritik karena tidak berbuat lebih banyak untuk melawan informasi kesehatan palsu di situs mereka.

Kelaparan di Ethiopia diekspos menggunakan foto yang menyesatkan. Foto lama dan tidak terkait dibagikan secara online dalam upaya untuk menyoroti kekurangan pasokan makanan di beberapa bagian wilayah Amhara di Ethiopia. Gambar-gambar itu digunakan untuk meminta bantuan kepada orang-orang di daerah Wollo di wilayah Amhara padahal foto-foto tersebut tidak terkait dengan situasi saat ini. Satu gambar dalam cuitan yang dibagikan secara luas berasal dari Mogadishu, Somalia dan diambil satu dekade lalu, sementara yang lain sebenarnya dari Tigray.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar dengan beragam isu, di antaranya isu politik, internasional, dan kesehatan secara umum. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:



Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

2 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

9 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya