Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

image-gnews
Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Di era ekonomi yang masih sulit, beragam siasat dilakukan para pelaku online scam alias penipuan daring dalam mencari mangsa. Ada yang bernama “investasi”, “kemitraan”, “undian berhadiah”, maupun “menyelesaikan misi”.  

Anda mungkin percaya diri bisa menghindari penipuan semacam itu. Namun, tak jarang kerabat, saudara, orang tua, dan orang-orang di sekitar kita yang lengah lantaran tergiur janji palsu si penipu. Mari kenali apa saja ragam modusnya, agar selamat dari perangkap para penjahat.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (61)

Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi" Lewat Like dan Subscribe!

Di situasi ekonomi yang terbilang masih sulit ini, siapa yang tidak tergiur dengan tawaran penghasilan tambahan yang mudah? Sayangnya, banyak di antara kita yang menjadi korban penipuan online berkedok “menyelesaikan misi”. Ada pula yang menyebutnya sebagai “investasi”, “kemitraan”, atau “kerja paruh waktu dari rumah” alias Work from Home

Modus penipuan model ini semakin marak dan semakin banyak memakan korban. Dengan iming-iming keuntungan besar dan proses yang terkesan sederhana, para pelaku berhasil mengelabui masyarakat dari berbagai kalangan, hingga mengalami kerugian finansial bahkan mental.

Misalnya penipuan berkedok pekerjaan online freelance yang dialami Mela ini. Si penipu mengaku mengetahui nomornya dari situs pencari kerja, yang memang kerap ia akses untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan paruh waktu yang ditawarkan terkesan cukup mudah, yakni cukup follow dan like akun Instagram beberapa merchant perusahaan. Imbalan setiap satu misi ialah fee sekitar Rp 40 ribu-Rp 288 ribu/task.

Ada pula yang meminta “like” dan “subscribe” untuk mendongkrak brand tertentu. Kisah Hanaa, contohnya, yang memang baru saja membeli produk perawatan kulit lokal ternama, Somethinc Beauty Haul. Penipu menggunakan jenama ini dan mendorong korban-korbannya untuk mentransfer uang patungan dengan dalih agar website produk semakin ramai transaksi.

Para pelaku kejahatan siber biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan psikologis kita untuk memanipulasi dan merayu korbannya. Setidaknya ada 5 trik psikologis yang dilancarkan para penipu.

Pertama, trik merekayasa sosial (Social Engineering). Ini dilakukan ketika mereka mengumpulkan informasi atau data pribadi tentang kita, seperti merek (brand) skincare dan bank. Penipu menyamar sebagai pihak yang kita percaya, lalu memunculkan rasa ingin tahu dengan menawarkan sesuatu yang membuat kita penasaran. Tak hanya penasaran, kita dibuat untuk takut kehilangan “kesempatan yang langka” itu, sehingga penipu menciptakan rasa urgensi untuk segera mentransfer uang atau bertindak tanpa berpikir panjang.

Kedua, trik memanipulasi emosi. Penipu seringkali menciptakan cerita yang menyentuh hati atau menyedihkan untuk membangkitkan rasa empati korban. Termasuk menciptakan rasa takut akan konsekuensi jika tidak mengikuti instruksi mereka. Contohnya, kasus penipuan yang menimpa J di Jakarta ini. Penipu menghubungi korban sembari mengaku sebagai teman anaknya. Pelaku mendesak meminta bantuan uang, diiringi iming-iming siap memberikan rumah serta ruko kepada korban. Tak cukup mendesak, ia juga mengancam bakal bunuh diri jika permintaannya tak dituruti saat minta bantuan ke J. Dari sini kita harus waspada, penipu kerap mencampur adukkan beragam emosi kita: rasa iba, ketakutan, urgensi, bahkan keserakahan di saat terdesak.

Ketiga, prinsip timbal balik (Reciprocity). Para penjahat ini kerap memberikan sesuatu yang bernilai kecil kepada korban terlebih dahulu, seperti informasi atau sampel produk gratis. Hal ini membuat korban merasa berkewajiban untuk membalas budi. Asosiasi e-Commerce Indonesia mewanti-wanti, modus ini marak di tengah masyarakat dengan cara tiba-tiba mengirimkan kita produk secara cuma-cuma, seperti gelas, mug, tumbler, atau barang lain ke alamat korban. Korban lalu dihubungi via Whatsapp dan telepon, dengan modus bertanya apakah paket sudah diterima. Berikutnya, kita akan diarahkan untuk bergabung ke Grup Whatsapp dalam rangka “review” produk yang sudah diterima. Grup tersebut kemungkinan besar mengandung modus-modus penipuan lainnya, seperti link/file yang mengandung virus berbahaya, dan masih banyak modus lainnya.

Keempat, prinsip kelangkaan (Scarcity). Tukang tipu biasanya bakal bilang bahwa penawaran mereka terbatas atau hanya berlaku untuk waktu yang singkat. Lagi-lagi ini trik untuk menciptakan rasa urgensi dan mendorong kita untuk segera bertindak.

Kelima, prinsip otoritas (Authority). Agar tampak meyakinkan, penipu menyamar sebagai ahli di bidang tertentu untuk meyakinkan korban akan kredibilitas mereka. Mulai dari mencatut logo, sertifikat, atau gelar untuk memperkuat citra otoritas mereka.

Nah, rahasia trik-trik para penipu jagat maya ini jangan sampai berhenti di Anda. Segera beritahu orang-orang terdekat agar tak terjerat, ya!

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Nomor WhatsApp Pendaftaran Bantuan Dana Rp150 Juta untuk Pekerja Migran?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah narasi beredar di WhatsApp dan akun Facebook yang mengatakan pemerintah sedang melaksanakan program bantuan dana melalui nomor WhatsApp untuk pekerja migran sebesar Rp150 juta per orang.

| Hasil Pemeriksaan Fakta

Dilansir keterangan di website BP2MI, narasi yang mengatakan adanya bantuan untuk pekerja migran sebesar Rp150 juta per orang, dengan mencatut nama Yoga Pratama, adalah hoaks. 

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Hamas Merampas Bantuan Kemanusian untuk Gaza?

Video dengan durasi 49 detik memperlihatkan sebuah kendaraan truk berjalan dengan kecepatan tinggi dikawal beberapa orang bersenjata diklaim merupakan peristiwa Hamas merampas bantuan kemanusian untuk warga Gaza, Palestina beredar di media sosial Instagram.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

WhatsApp Channel

Facebook

Twitter

Instagram 

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Pendukung Timnas Indonesia Tertipu Calo Tiket

1 hari lalu

Seorang pendukung Timnas Indonesia bernama Ardiansyah menunjukkan bukti penipuan calo tiket di media sosial, Jakarta, Selasa, 10 September 2024. Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Kisah Pendukung Timnas Indonesia Tertipu Calo Tiket

Ardiansyah kehilangan Rp 600 ribu karena tertipu calo tiket pertandingan Timnas Indonesia vs Australia


Anak SMP Diduga Menjadi Korban Penipuan, Motor Raib Diganti Map Kosong

2 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. vocfm.co
Anak SMP Diduga Menjadi Korban Penipuan, Motor Raib Diganti Map Kosong

Warga Pondok Aren mengatakan, anak itu menangis histeris di jalanan setelah sepeda motornya hilang dibawa pelaku penipuan.


Polisi Gadungan Kuras Warisan Taruna Akmil di Depok Dituntut 2,8 Tahun Penjara

2 hari lalu

Yoga Prasetyo alias Yoga Pratama, terdakwa polisi gadungan mengaku jenderal yang menipu taruna akademi militer (Akmil) di Depok. Foto : Istimewa
Polisi Gadungan Kuras Warisan Taruna Akmil di Depok Dituntut 2,8 Tahun Penjara

Yoga si polisi gadungan dipercaya untuk menjaga harta warisan selama korban menempuh pendidikan di Akmil Magelang


Ingin Bepergian? Waspadai 6 Tanda Ini agar Tak Jadi Korban Penipuan

6 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
Ingin Bepergian? Waspadai 6 Tanda Ini agar Tak Jadi Korban Penipuan

Penting untuk sangat berhati-hati saat ingin liburan dan bepergian. Untuk menghindari penipuan, berikut saran pakar apa saja yang perlu diwaspadai.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

6 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


Pelaku Hipnotis di Batam Sasar Lansia di Pusat Perbelanjaan, Tipu Korban dengan Sebutir Telur dan Jarum

8 hari lalu

Konferensi pers pengungkapan kasus hipnotis di Kota Batam, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Pelaku Hipnotis di Batam Sasar Lansia di Pusat Perbelanjaan, Tipu Korban dengan Sebutir Telur dan Jarum

Dua pelaku hipnotis di Batam sasar korban perempuan lansia yang sedang ada di pusat perbelanjaan. Kuras rekening korban hingga ratusan juta.


Kodim Depok Lapor Polisi, Jadi Korban Pencatutan di Kasus Penipuan Order Fiktif

8 hari lalu

Dandim O508/Depok Kolonel (Inf) Iman Widhiarto mendampingi korban order fiktif kue mencatut namanya membuat laporan ke Polres Metro Depok, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kodim Depok Lapor Polisi, Jadi Korban Pencatutan di Kasus Penipuan Order Fiktif

Selain mendampingi korban melaporkan kasus penipuan order kue fiktif ke polisi, Kodim Depok juga akan buat laporan polisi atas dugaan pencatutan nama.


Nama Dandim Depok Dicatut Penipuan Order Fiktif, Toko Kue di Bogor Merugi Jutaan Rupiah

8 hari lalu

Dandim O508/Depok Kolonel (Inf) Iman Widhiarto usai mendampingi korban order fiktif kue mencatut nama Dandim di Polres Metro Depok, Selasa, 4 September 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Nama Dandim Depok Dicatut Penipuan Order Fiktif, Toko Kue di Bogor Merugi Jutaan Rupiah

Viral order fiktif kue ulang tahun dan sertijab mencatut nama Dandim 0508/Depok ulah pelaku membuat toko kue di Bogor merugi hingga jutaan rupiah.


Jadi Korban Penipuan Pekerjaan Fiktif, Jemimah Cita: Tamparan Keras Buat Aku dan Tim

8 hari lalu

Jemimah Cita, peserta Indonesian Idol. Foto/Instagram
Jadi Korban Penipuan Pekerjaan Fiktif, Jemimah Cita: Tamparan Keras Buat Aku dan Tim

Penyanyi Jemimah Cita menceritakan kronologi penipuan yang baru dialaminya dengan modus memberikan pekerjaan.


Han So Hee Sangat Terpukul Ibunya Ditangkap, Agensi Beri Klarifikasi

9 hari lalu

Aktris Korea Selatan, Han So Hee Dok. Disney+.
Han So Hee Sangat Terpukul Ibunya Ditangkap, Agensi Beri Klarifikasi

Agensi menyampaikan Han So Hee mengetahui kabar ibunya ditangkap melalui berita dan sangat terpukul.