Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cekfakta #208 Alasan di Balik Konten Negatif Lebih Menarik untuk Diklik

image-gnews
Membaca berita di ponsel. pressgazette.co.uk
Membaca berita di ponsel. pressgazette.co.uk
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

“Bad news is a good news.” Ungkapan ini kerap dilontarkan terhadap kerja jurnalistik yang dinilai cenderung memberitakan yang buruk saja. 

Realitanya, penelitian menunjukkan bahwa manusia cenderung lebih ‘tertarik’ kepada berita yang bernada negatif, yang juga dimanfaatkan produsen konten hoaks. Ada apa di balik itu?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (25)
Mengapa Konten Negatif Lebih Menarik untuk Kita Klik?

Mayoritas orang, termasuk Anda, mengkonsumsi berita secara online. Di antara jutaan konten yang berseliweran, media-media daring berlomba untuk merebut perhatian kita melalui judul-judul berita yang dianggap menarik. Sederhananya; yang bersifat clickbait.

Nyatanya, jempol kita cenderung mudah tertarik mengeklik konten-konten yang mengandung negativisme. Menurut jurnal Nature Human Behaviour, kata-kata negatif di bagian judul memang membuat orang lebih cenderung mengeklik dan membacanya.

Para peneliti studi ini menguji secara acak lebih dari 100,000 pilihan judul di situs Upworthy.com. Hasilnya, judul yang mengandung kata-kata negatif lebih banyak dipilih pembaca dibandingkan yang bernada positif. Padahal, opsi judul dalam studi sama-sama mengarah ke artikel yang sama. 

Rasa sedih mendorong manusia untuk mengeklik kabar di dunia maya. Salah satu peneliti, Claire Robertson di TikTok mengatakan, bahkan dalam ruang yang mengedepankan kabar baik sekalipun, manusia memiliki ketertarikan alami terhadap hal-hal yang bernada negatif. 

Ini tentu bukan hal baru. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang membagikan lebih banyak konten yang membuat mereka marah. Ada pengaruh emosi ketika seseorang mengambil keputusan. 

Dari sini kita bisa memahami, mengapa penting menjaga emosi kita agar tak mudah terpancing saat menemui judul atau konten-konten bernada negatif. Apalagi jika ternyata konten tersebut adalah kabar bohong.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Gelombang Panas Disebabkan Gelombang Elektromagnetik 4G?

Sebuah akun di Instagram menggunggah dua foto dengan klaim bahwa gelombang panas saat ini disebabkan oleh pengaruh elektromagnetik. 

Dalam narasinya, pengunggah menulis “...anda tahu tidak gelombang itu apa? Gelombang adalah getaran yg merambat, gelombang elektromagnetik dapat mengakibatkan medan area gelombang panas. Artinya hawa panas yg kita rasakan sekarang ini bukan panas alami melainkan adanya terbentuknya Medan area gelombang panas yg bersumber dari gelombang elektromagnetik.”

| Hasil Pemeriksaan fakta

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tempo melakukan verifikasi terhadap narasi dan gambar tersebut dengan menggunakan Fake News Debunker by InVid, Google Search, jurnal ilmiah, dan pemberitaan media-media kredibel. 

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Militer Angkatan Laut Amerika Serikat Tangkap Pejabat CDC Karena Kejahatan Covid-19?

Sebuah unggahan di Facebook berisi informasi tentang penangkapan pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) oleh Militer Angkatan Laut Amerika Serikat karena kejahatan Covid-19. Unggahan itu menulis Wakil Direktur CDC untuk Kesehatan Global Dr. Howard Zucker ditangkap atas tuduhan pengkhianatan. Itu terjadi setelah Komando Siber Angkatan Darat AS menyadap beberapa panggilan Zoom, saat Zucker diklaim mendorong  kebijakan lockdown, dan pemidanaan terhadap mereka yang tidak memakai masker.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

5 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

12 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

19 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter


CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

26 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

beragam siasat dilakukan para pelaku online scam alias penipuan daring dalam mencari mangsa. Ada yang bernama "investasi", "kemitraan", "undian".


CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

33 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

Disinformasi punya kemampuan yang berbahaya: menebar kebencian dan memecah belah masyarakat.


CekFakta #271 Membaca Penyebab Kecenderungan Percaya Hoaks dan Deepfake saat Pemilu

40 hari lalu

Gambar tangkapan layar video yang memperlihatkan perbedaan antara rekaman asli dengan deepfake. Credit: Kanal YouTube WatchMojo
CekFakta #271 Membaca Penyebab Kecenderungan Percaya Hoaks dan Deepfake saat Pemilu

Membaca Penyebab Kecenderungan Percaya Hoaks dan Deepfake saat Pemilu


CekFakta #270: Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

47 hari lalu

Rekomendasi AI Selain ChatGPT. Foto: Canva
CekFakta #270: Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

CekFakta #270: Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat


CekFakta #270 Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

47 hari lalu

Rekomendasi AI Selain ChatGPT. Foto: Canva
CekFakta #270 Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

CekFakta #270 Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat


CekFakta #269 Di Balik Sikap Tidak Percaya Orang Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

54 hari lalu

CekFakta #269 Di Balik Sikap Tidak Percaya Orang Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

masih banyak orang yang belum sadar urgensi perubahan iklim


CekFakta #268 Ketika Akun Palsu dan Hoaks Sengaja Dibudidayakan

12 Juli 2024

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #268 Ketika Akun Palsu dan Hoaks Sengaja Dibudidayakan

Ketika Akun Palsu dan Hoaks Sengaja Dibudidayakan