TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI bakal menempuh babak baru. Bank syariah hasil merger entitas syariah milik tiga bank pelat merah pada 2021 bakal ditinggalkan pemegang saham lama, sekaligus membuka pintu untuk pemodal baru tahun ini.
Pemerintah sudah mengungkap rencana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk melepas saham mereka di BSI. Kini, hanya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai perwakilan badan usaha milik negara yang menjadi pemegang saham pengendali BSI.
Seiring dengan hengkangnya BRI dan BNI, pemerintah menjajaki sejumlah pihak yang akan menjadi pemegang saham baru BSI. Ada dua investor potensial BSI. Mereka adalah bank-bank asal Timur Tengah yang menjalankan bisnis keuangan syariah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Untuk mendekati para calon bohir barunya, BSI membuka perwakilan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab—pusat keuangan syariah global. Pendekatan dan pencarian investor baru menjadi jalan bagi BSI agar bisa masuk dalam jajaran 10 besar bank syariah dunia.
Menjelang Idul Fitri 1444 Hijriyah, kami menyajikan laporan bisnis bank syariah di Indonesia yang kini dimotori BSI. Meski penduduk Indonesia mayoritas Muslim, bank syariah belum menjadi bank pilihan utama. Bagaimana BSI mengemas model bisnisnya?
Selamat membaca, selamat hari raya
Fery Firmansyah
Redaktur Utama
Sibak Jalan Bohir Baru
Bank Syariah Indonesia bakal kedatangan pemodal baru. Sejumlah pendekatan dilakukan. Siapa calon bohirnya?
Besar Peluang Seret Modal
Bank syariah terus bersolek untuk menarik nasabah. Mengapa sulit bersaing dengan bank konvensional?
OPINI
Investor Baru Perbankan Syariah
SINYAL PASAR
Prospek Cerah Tatkala Dunia Muram
WAWANCARA