TEMPO.CO, Jakarta - Dia sutradara perempuan pertama Indonesia. Tapi namanya nyari terlupakan dalam lanskap perfilman Indonesia. Ratna Asmara (1913-1968), seorang sineas dengan kemampuan besar di dunia teater. Namun, karya-karyanya jarang dibahas dari segi estetika.
Ratna meninggalkan jejak dunia sinema dengan karya-karya yang membahas pengalaman perempuan. Sebagian karyanya raib entah ke mana. Yang masih tersimpan pun kondisinya merana.
Pada 1952, Ratna menggarap film Dr. Samsi, adaptasi naskah drama karya suaminya, Andjar Asmara, berjudul sama. Naskah tersebut awalnya adalah naskah yang dipentaskan oleh kelompok sandiwara Dardanella.
Pembaca, penelusuran jejak sineas Ratna Asmara dan kiprahnya di jagat film dan teater kami sajikan dalam Rubrik Layar. Anda juga bisa membaca cerita di balik naskah drama Dr. Samsi yang diadaptasi ke layar lebar.
Rubrik Gaya Hidup menyuguhkan kisah tentang anak-anak muda era digital yang justru menggemari fotografi dengan kamera analog. Ada juga ulasan tentang pameran lukisan Mooi Indie di Museum Tumurun, Solo, Jawa Tengah.
Ada juga resensi buku Jurnalisme di Luar Algoritma karya Arif Zulkifli, yang melihat bagaimana kenikmatan penulisnya menuangkan kisah perjalanan. Pekan ini, untuk pertama kali, kami menyajikan rubrik baru yang menggantikan Catatan Pinggir, yakni Marginalia. Haidar Bagir, pendiri penerbitan Mizan, menulis tentang “Angst”, falsafah kecemasan.
Selamat membaca.
Nurdin Kalim
Redaktur Utama
LAYAR
Jejak Sinema Ratna Asmara
Ratna Asmara sutradara perempuan yang berkiprah pada 1950-an. Jejak karyanya nyaris dilupakan publik. Sebagian filmnya lenyap. Ikuti penelusuran Tempo.
Naskah Realis Sandiwara Dardanella
Film Dr. Samsi adalah adaptasi Ratna Asmara dari naskah yang dipentaskan oleh kelompok sandiwara Dardanella berjudul sama. Naskah realis di awal sejarah teater kita.
URBAN
Asyiknya Bermain Kamera Analog
Di era digital, banyak anak muda menggemari fotografi dengan kamera analog. Ada kepuasan estetik dan kenikmatan dalam prosesnya.
SENI
Pameran Lukisan Mooi Indie
Museum Tumurun di Solo menggelar pameran 30 lukisan cantik yang disebut Mooi Indie. Seperti apa lukisan-lukisan tersebut?
Reportase Jurnalisme Pelancongan
BUKU
Reportase Jurnalisme Pelancongan
Resensi buku Jurnalisme di Luar Algoritma karya Arif Zulkifli. Melihat kenikmatan penulis menuangkan kisah perjalanannya.
INTERNASIONAL
Panas di Wilayah Pendudukan Israel
Kekerasan di Palestina makin parah oleh serangan pemukim Israel. Pelapor Khusus PBB mendesak Israel mengakhiri pendudukannya.
BAHASA
Cepek Dulu
Humor bisa membungkus kritik. Anekdot bisa membuat objek kritik tak tersinggung.
MARGINALIA
Angst
Bagi para pemikir eksistensialis “angst” adalah absurditas hidup. Bagaimana memaknainya?