Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Sepekan terakhir, media sosial dan aplikasi perpesanan dibanjiri oleh pesan yang mewanti-wanti para orang tua terhadap isu penculikan anak. Tak hanya menculik, organ tubuh anak juga diklaim menjadi incaran para penculik untuk diperjualbelikan.
Sialnya, hoaks ikut menunggangi isu penculikan anak. Apakah menakut-nakuti dengan hoaks, para orang tua makin waspada? Bagaimana jika malah memicu kekerasan dan pembunuhan terhadap orang tidak bersalah?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (13)
Waspada Main Hakim Akibat Hoaks Penculikan Anak
Isu penculikan anak bukanlah hal baru. Anak-anak memang berpotensi menjadi korban penculikan karena termasuk kelompok yang rentan. Selain belum mampu melindungi diri sendiri dan menggunakan hak-haknya secara mandiri, orang dewasa juga kerap lalai dalam mengawasi mereka.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) menyebutkan bahwa kasus penculikan anak pada tahun 2022 meningkat menjadi 28 kejadian dibandingkan 15 kejadian pada tahun sebelumnya. Empat kasus terjadi di berbagai kota pada awal tahun 2023 ini.
Sayangnya, hoaks kerap menunggangi kasus penculikan anak yang benar-benar terjadi. Bahkan bisa berakibat fatal apabila informasi salah menyebar lalu memicu kelompok masyarakat tertentu untuk menyerang, bahkan membunuh individu yang tidak bersalah. Padahal video dan pesan yang diedarkan itu hasil editan.
Berikut beberapa klaim yang sudah berhasil diperiksa faktanya oleh tim Cek Fakta tempo:
- Benarkah Unggahan dengan Klaim Penculik Anak Menyamar Jadi Pemulung?
- Benarkah ini Video Penculikan Anak di Sekolah di Jawa Barat?
- Benarkah foto Wanita yang Diklaim Sebagai Penculik Anak di Pandeglang?
Isu penculikan dijadikan bahan hoaks sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Tempat seperti India dan Filipina juga sering dihebohkan oleh isu penculikan anak dan penjualan organ.
Tahun 2019, seorang ibu hamil di India dibunuh karena dikira sebagai penculik anak oleh kelompok masyarakat yang termakan oleh hoaks. Dalam kasus yang berbeda, sekelompok warga membunuh dua pria di India timur yang sedang mengunjungi distrik terpencil pada 8 Juni 2018. Kedua pria itu dihajar beramai-ramai karena dianggap mirip dengan informasi ciri-ciri penculik anak, yakni orang luar datang dengan membawa mobil.
Sementara itu di Filipina, isu penculikan anak oleh sindikat perdagangan organ ilegal selalu berulang sejak 7 tahun silam. Sebelum dilarang sejak Maret 2008, penjualan organ tubuh manusia memang legal di sana. Tetapi di tahun-tahun berikutnya, pemerintah Filipina menerapkan undang-undang dan prosedur medis yang ketat untuk donor organ.
Semua peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana hoaks yang tidak bertanggung jawab dapat memicu tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Kewaspadaan masyarakat seharusnya dibangun dengan kesadaran, sikap kritis dan tanggung jawab bersama, bukan dengan mis/disinformasi. Sebab, Tim Cek Fakta Tempo menemukan masih ada di antara video isu penculikan anak itu, yang menggunakan simulasi atau kampanye penanganan pencegahan penculikan anak di sekolah.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Situasi Hainan Mencekam Karena Tentara Cina Gunakan Gas Beracun?
Cover Cek Fakta: Keliru, Klaim Ini Video Tentara Cina Berpakaian Hazmat di Bandara Soetta
Sebuah video dengan narasi situasi Hainan mencekam karena tentara Cina menggunakan gas beracun, diunggah salah satu akun Facebook, 27 Januari 2023. Video berdurasi 8 menit 6 detik itu memperlihatkan kendaraan peluncur roket, tank baja, helikopter, dan prajurit bersenjata dalam situasi seperti perang.
Narator video mengatakan bahwa beberapa personil pasukan TNI di Hainan, Cina, tergeletak akibat keracunan bahan kimia, sejak ditembakkannya rudal aneh yang mengeluarkan asap merah. Kementerian Pertahanan yang mendengar kabar tersebut akan menyerahkan bukti kepada PBB dengan dugaan penggunaan zat kimia yang dilakukan tentara Cina.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video di atas merupakan video kolase yang tidak terkait dengan narasi bahwa Kota Hainan mencekam karena tentara Cina menggunakan gas beracun. Hasilnya Tempo menemukan sejumlah fakta-fakta setelah video tersebut difragmentasi
Waktunya Trivia!
Awas Jebakan Penipuan APK Berkedok Kurir Paket dan Undangan Pernikahan
Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Belakangan ini terjadi penipuan daring melalui file APK dengan berbagai modus, seperti kurir paket dan undangan pernikahan. Ketika diklik, aplikasi pencuri data pribadi telah terpasang di ponsel tanpa sepengetahuan korban. Salah satu kerugian setelah aplikasi tersebut terpasang adalah pembobolan rekening.
| Lalu bagaimana tips menghindarinya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah Minyak Tanah, Es Batu, dan Garam Dapur Bisa Mengobati Asam Urat?
- Benarkah Putin Gandeng Prancis untuk Tinggalkan Aliansi NATO?
- Benarkah Australia Minta Maaf dan Melepas Pulau Pasir?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: