Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #191 Ad Hominem: Malah Menyerang Orangnya, Bukan Pesannya

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Di dunia maya, kita kerap menemukan perdebatan tentang banyak hal di antara warganet, dari hal remeh hingga perkara serius. Ada yang menyangkut sesuatu yang diyakini (opini), ada pula yang menyangkut kebenaran (fakta). 

Tak jarang, perdebatan ini berujung pada serangan dan olok-olok terhadap individu, bukan isi pesan yang disampaikan. Ad hominem.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (11)

Ad Hominem: Malah Menyerang Orangnya, Bukan Pesannya

Salah satu bentuk kesalahan logika (logical fallacy) ialah ad hominem. Serangan ad hominem terjadi ketika seseorang menyerang individu lawan bicara yang membuat argumen.

Serangan ad hominem biasanya digunakan untuk mengalihkan audiens dari topik yang tengah dibahas ke persoalan individu. Padahal, kredibilitas pembawa pesan tidak selalu relevan dengan argumennya.

Menilik tahun-tahun politik yang lalu, ad hominem jadi salah satu siasat politisi saat tampil di depan publik. Mereka lebih terdengar menyerang individu lawan politiknya dibandingkan mendedah argumen yang disampaikan.

Bentuknya berupa olok-olok atau pemberian julukan bernada negatif sebagai pembenaran bahwa argumen lawan politiknya salah. Agar terdengar semakin meyakinkan, karakteristik negatif ini tidak terkait atau tidak relevan dengan argumen yang sedang dibahas.

Contohnya:

  • Bagaimana mungkin Anda bisa menyejahterakan petani? Orang tua Anda saja petani, tapi masih belum sejahtera.
  • Saya baca Capres X mengkritik kinerja saya selama periode sebelumnya. Tapi saya tidak perlu membantah kritikan antek ideologi Komunis.
  • Anda terus mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah misi prioritas, tetapi Anda sendiri dapat nilai D di mata kuliah Akuntansi?

Menjelang Tahun Politik 2024, kita perlu untuk memastikan setiap perdebatan dilakukan dengan kesantunan dan rasa hormat. Sebab, orang yang logis biasanya mengurangi bias-bias dalam diri. 

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Mainan Lato-Lato Berhubungan dengan Yahudi, Teori Konspirasi Illuminati, dan Freemason?

Gambar mainan lato-lato yang disandingkan dengan simbol Illuminati dan Freemason beredar melalui pesan berantai. Gambar tersebut disertai klaim bahwa permainan lato-lato merupakan teori konspirasi Illuminati dan Freemason.

Di Instagram, gambar tangkapan layar tersebut dibagikan akun ini pada 8 Januari 2023. Pada keterangan gambar dalam pesan berantai itu juga dikatakan bahwa lato-lato berasal dari Bahasa Ibrani yang memiliki arti “Saya Yahudi”. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

| Hasil Pemeriksaan fakta

Dosen Sastra Daerah Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan bahwa orang Makassar menyebutnya latto-latto, karena permainan tersebut menimbulkan suara ketukan. Sementara Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menganggap mainan lato-lato kurang masuk akal jika dihubungkan dengan teori konspirasi.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Menangkal Jebakan Hoaks

Halo sobat anti hoaks! Karena kecanggihan teknologi dan semakin pesatnya jumlah pengguna media sosial, informasi kian tak terbatas dengan peredaran yang sangat cepat. Oleh karena itu, kita harus bisa memilah mana informasi yang benar, mana yang salah, atau memiliki kecenderungan sebagai hoaks. Lalu gimana caranya?

Karena kecanggihan teknologi dan semakin pesatnya jumlah pengguna media sosial, informasi kian tak terbatas dengan peredaran yang sangat cepat. Oleh karena itu, kita harus bisa memilah mana informasi yang benar, mana yang salah, atau memiliki kecenderungan sebagai hoaks.

| Lalu bagaimana caranya?

Simak caranya

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Cekfakta #210 Bagaimana Hoaks Menyebar Saat Pemilu?

17 jam lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
Cekfakta #210 Bagaimana Hoaks Menyebar Saat Pemilu?

Aktor-aktor produsen hoaks menjalankan pola dalam menyebarkan kontennya.


Kiat Menangkal Hoaks jelang Pemilu 2024

3 hari lalu

Kiat Menangkal Hoaks jelang Pemilu 2024

Masyarakat patut cermat memilah, melakukan klarifikasi, dan menjalankan Siskamling Digital.


Saatnya Anak Muda Bangkit Melawan Hoaks Pemilu 2024

3 hari lalu

Saatnya Anak Muda Bangkit Melawan Hoaks Pemilu 2024

Kreativitas anak muda dapat melalui konten di media sosial dapat membantu menekan persebaran kabar hoaks.


Di Balik Berita Palsu yang Bertebaran

7 hari lalu

Ilustrasi fake news. shutterstock.com
Di Balik Berita Palsu yang Bertebaran

Berita palsu dipolitisasi, seiring masifnya cara-cara manipulasi politik demi tujuan propaganda.


Mencegah Penyebaran Hoaks Jelang Tahun Politik

9 hari lalu

Mencegah Penyebaran Hoaks Jelang Tahun Politik

Indikasi maraknya informasi yang tidak benar atau hoaks jelang pemilu harus dihadapi dengan serius.


Cekfakta #208 Alasan di Balik Konten Negatif Lebih Menarik untuk Diklik

14 hari lalu

Membaca berita di ponsel. pressgazette.co.uk
Cekfakta #208 Alasan di Balik Konten Negatif Lebih Menarik untuk Diklik

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa manusia cenderung lebih 'tertarik' kepada konten negatif.


Dewan Pers Timor Leste Luncurkan Situs Cek Fakta Jelang Pemilu Parlemen

16 hari lalu

Presiden Dewan Pers Timor Leste (ketiga dari kiri) bersiap meluncurkan website Cek Fakta Timor Leste di Dili, Rabu, 17 Mei 2023. Foto: Istimewa
Dewan Pers Timor Leste Luncurkan Situs Cek Fakta Jelang Pemilu Parlemen

Dewan Pers Timor Leste atau Conselho de Imprensa de Timor-Leste (CI) meluncurkan website hingga membentuk tim cek fakta jelang pemilu parlemen.


Polda Aceh dan BPC Perhumas Aceh Wacanakan Kolaborasi Tangkal Hoaks

21 hari lalu

Kabid Humas Polda Aceh yang diwakili Kasubbid PID Kompol Burhanuddin menerima Ad/Art Perhumas, yang diserahkan Ketua BPC Perhumas Aceh Amal Hasan saat audiensi ke Polda Aceh, Rabu, 10 Mei 2023. Foto: PID Polda Aceh.
Polda Aceh dan BPC Perhumas Aceh Wacanakan Kolaborasi Tangkal Hoaks

Polda Aceh dan Badan Pengurus Cabang Perhumas Aceh wacanakan kolaborasi menangkal berita bohong atau hoaks.


CekFakta #207 Tips Mendeteksi Hoaks Foto Olahan Artificial Intelligence

21 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #207 Tips Mendeteksi Hoaks Foto Olahan Artificial Intelligence

Karena tampak sangat realistis, gambar buatan Artificial intelligence kerap disalahgunakan aktor jahat untuk memanipulasi warganet.


CekFakta #206 Alarm Kewaspadaan Agar Tetap Waras Hadapi Hoaks Pemilu

28 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
CekFakta #206 Alarm Kewaspadaan Agar Tetap Waras Hadapi Hoaks Pemilu

Jelang pemilu 2024, alarm kewaspadaan atas hoaks harus mulai diaktifkan sejak dini.