EKONOMI DAN BISNIS
14 Desember 2022
Sisa-sisa Proyek Satelit
Proyek satelit pengisi slot orbit 123 derajat bujur timur kini terkatung-katung. Setelah manajemen PT Dini Nusa Kusuma, yang menjadi kontraktor, terjerat korupsi, pemerintah belum menggelar tender lagi untuk menyeleksi penggantinya. Padahal Presiden Joko Widodo sudah meminta Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md membereskan kekisruhan proyek ini.
Sejak akhir tahun lalu, Menteri Mahfud meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika mencabut lisensi Dini Nusa Kusuma dan menunjuk kontraktor baru yang akan membuat satelit pengisi slot orbit ini. Jika tak diisi hingga 2024, International Telecommunication Union akan mencabut slot itu dari Indonesia dan menyerahkannya ke negara lain.
Meski lisensi kontraktor lama belum dicabut dan tender ulang tak kunjung digelar, bukan berarti tak ada yang siap masuk ke proyek senilai ratusan juta dolar ini. Diam-diam ada yang bermanuver mendekati sejumlah lembaga yang mengampu proyek ini. Salah satunya PT Mahadana Teknosat Indonesia, perusahaan yang terafiliasi dengan Muhammad Rizki Pratama atau Tatam, putra Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Bagaimana peluangnya?
Kami juga menulis tentang masa depan komoditas ekspor Indonesia yang terlarang masuk Eropa setelah aturan bebas deforestasi. Sawit Indonesia yang masih banyak yang ilegal bakal terdampak oleh aturan ini. Bagaimana respons industri sawit agar lolos uji tuntas ini? Selamat membaca.
Fery Firmansyah
Redaktur Utama
Berburu Sisa Proyek Satelit
Bagaimana sengkarut proyek satelit pengisi orbit 123 BT? Siapa yang kini membidik proyek itu?
Nihil Satelit di Jalur Orbit
Jalan Panjang Menuntaskan Aduan
Seperti apa penyelesaian kasus-kasus di sektor sawit oleh RSPO?
Menyaring Produk Bebas Deforestasi
Sinyal Pasar
Bahaya Inflasi
Apa saja yang bisa memukul ekonomi Indonesia?
OPINI
Kaji Ulang Proyek Satelit
Boros dan teknologinya ketinggalan zaman.