EKONOMI DAN BISNIS
2 November 2022
Karam Bukit Asam
Saham PT Bukit Asam Tbk. longsor ke titik terendah dalam dua pekan terakhir. Ini terjadi setelah Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengumumkan rencana produsen batu bara pelat merah itu untuk membeli pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, saham berkode PTBA ini menclok di level Rp 3.790, turun 10,8 persen dibanding pada 17 Oktober. Bahkan pada pekan lalu saham ini menyentuh posisi auto rejection bawah (ARB). Para pemegang saham publik rupanya khawatir keuangan PTBA ambrol karena membeli PLTU Pelabuhan Ratu yang harganya tembus Rp 12 triliun.
PT Bukit Asam tak bisa menghindar dari keharusan membeli PLTU PLN. Ini penugasan Kementerian BUMN sedang menggadang transisi energi lewat penghentian dini pembangkit listrik batu bara. Sebagai imbalan, batu bara PT Bukit Asam diserap oleh PLTU tersebut dan listrik yang dihasilkan dijual kepada PLN.
Dalam rencana pemerintah, pensiun dini PLTU seharusnya didanai investor, lembaga donor, hingga filantropi yang peduli pada proyek transisi energi. Namun investor tak kunjung datang. Akankah transisi energi mulus? Kami menuliskannya di edisi pekan ini. Selamat membaca.
Fery Firmansyah
Redaktur Utama
Karam Saham Bukit Asam
Apa yang terjadi jika PT Bukit Asam membeli PLTU PLN? Tidakkah membahayakan kedua BUMN ini?
Jalan Terjal Pensiun Dini PLTU
Transisi energi adalah syarat mencapai nol emisi bersih 2060, yang dimulai dengan pencapaian target penurunan emisi hampir 32 persen. Apa langkah-langkahnya?
Sabung Nasib Saham Blibli
Blibli masih merugi. Mengapa berani mencari pendanaan ke publik lewat bursa?
OPINI
Risiko Bukit Asam
Jika tak dimitigasi, pembelian PLTU PLN oleh PT Bukit Asam, justru membahayakan keduanya.
SINYAL PASAR
Suku Bunga Menahan Resesi
Dunia di ambang resesi. Cara mencegah inflasi dengan menaikkan suku bunga tetap mengandung risiko besar. Apa saja?