TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mencopot Inspektur Jenderal Ferdy Sambo dari kursi Kepala Dividi Profesi dan Pengamanan Polri lalu memecatnya dari keanggotaan polisi, Komite Kode Etik Polri memberhentikan Komisaris Chuck Putranto dan Komisaris Baiquni Wibowo pada awal September lalu. Chuck dan Baiquni adalah anak buah Sambo di Divisi Propam. Keduanya terbukti membantu Sambo merusak rekaman kamera pengawas (CCTV) yang menjadi bukti penting kematian Brigadir Yosua Hutabarat.
Sambo menjadi tersangka utama pembunuhan Brigadir Yosua pada 8 Juli 2022. Ia memerintahkan ajudannya, Bhayangkara Dua Richard Eliezer, mengeksekusi Yosua di rumah dinasnya di Kompleks Perumahan Polri Duren Tiga Jakarta Selatan. Setelah itu Sambo diduga menyuruh puluhan anak buahnya menghilangkan jejak untuk menduduk rekayasa kronologi pembunuhan itu.
Ada 97 personel polisi lintas pangkat dan jabatan yang diduga terlibat dalam rekayasa itu—terbanyak melindungi satu kejahatan dalam sejarah Polri. Tim Khusus polisi yang menyelidiki kematian ini menemukan banyak bukti rekayasa, kendati pada awalnya polisi hingga Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo termakan oleh cerita karangan Sambo bahwa Yosua tewas akibat baku-tembak dengan Bharada Richard.
Setelah memastikan Sambo terlibat pembunuhan dalam edisi sebelumnya, juga motif yang diduga memicu kemarahan Sambo, kami menelusuri latar belakang mengapa Sambo bisa dengan mudah mengerahkan puluhan polisi mendukung alibinya. Tak hanya anak buah dan yuniornya di Akademi Kepolisian, banyak juga polisi senior yang membantu Sambo agar lolos dari jerat hukum atas kejahatannya.
Pemeriksaan terhadap para penyokong Sambo juga mengungkap peran Satuan Tugas Khusus Merah Putih. Sambo memimpin tim elite polisi ini sejak Mei 2020. Tim ini punya kewenangan luas menyidik sebuah perkara, bahkan acap mengambil alih penanganan kasus yang sedang diselidiki satuan lain. Mereka yang tahu sepak terjang Satgas Merah Putih bahkan menyebut tim ini layaknya “geng mafia”.
Benarkah? Kami menuliskannya pekan ini.
Selamat membaca.
Mustafa Silalahi
Redaktur Utama Hukum dan Kriminalitas
Selongsong Siluman di Duren Tiga
Bagaimana para perwira bahu-membahu merusak dan menghilangkan barang bukti pembunuhan Brigadir Yosua. Mengapa mereka mau?
Operasi Gelap Merah Putih
Sejumlah polisi anggota Satgas Merah Putih yang menjadi tim lapangan merusak barang bukti pembunuhan Yosua. Siapa saja mereka?
Tim Elite Trunojoyo
Dibentuk secara informal pada 2016 oleh Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, Satgas Merah Putih adalah tim elite di Polri. Kewenangannya luas.
OPINI
Momentum Perombakan Skandal Sambo
Mestinya Polri memakai skandal Sambo yang memalukan ini merombak dan mereformasi Polri yang sudah lama buruk di mata publik. Bisakah?
POLITIK
Asal-Usul Tim Non Yudisial
Presiden Joko Widodo membentuk tim non yudisial penyelesaian pelanggaran hak asasi manusia berat. Buat apa?
Nasib Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Pemerintah berencana menghidupkan kembali Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Ogah-ogahan di DPR.
Kasus Paniai di Pengadilan
Dari 12 kasus pelanggaran HAM berat, mengapa hanya kasus Paniai di Papua yang masuk pengadilan?
Wawancara Komnas HAM
Tepatkan penyelesaian non yudisial pelanggaran HAM berat? Ini kata Ketua Komnas HAM.
OPINI
Salah Arah Menyelesaikan Pelanggaran HAM Berat
Penyelesaian non yudisial tidak buruk. Tapi pemerintah menerabas prosesnya. Seperti apa?