Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #172 Mencegah dengan Prebunking: Bisakah Kita Kebal Terhadap Hoaks?

image-gnews
Ilustrasi Anti-Hoax
Ilustrasi Anti-Hoax
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Jika dalam urusan kesehatan, kita sering mendengar pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”, maka ada baiknya prinsip bijak dari dunia kesehatan itu juga diadopsi dalam hal menangkal hoaks. Sebuah studi menyebutkan bahwa mencegah adalah cara yang lebih efektif daripada mengobati untuk memerangi informasi yang salah.

Dalam nawala ini, Tempo telah memeriksa pula sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap berbagai klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Pekan ini, aneka klaim yang beredar memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Namun, klaim seputar Ferdy Sambo lebih mendominasi.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Mencegah dengan Prebunking: Bisakah Kita Kebal Terhadap Hoaks?

Tak dipungkiri, publikasi hasil pengecekan fakta tidak menjangkau orang sebanyak dan secepat hoaks. Sehingga, ada baiknya mengambil prinsip bijak dari dunia kesehatan; mencegah adalah cara yang lebih efektif daripada mengobati untuk memerangi informasi yang salah.

Contohnya, baru-baru ini, perkembangan penanganan kasus pembunuhan Brigadir J mencuri perhatian publik sejak Juli 2022 hingga kini. Tak hanya update proses penegakan hukum yang tersaji di masyarakat namun media sosial pun mendadak dipenuhi unggahan dan video berisi bermacam-macam klaim. Mulai rekaman suara saat pembunuhan terjadi, spekulasi soal motif di balik tindakan tersangka Ferdy Sambo, hingga hasil vonis persidangan. 

Persebaran hoaks dan misinformasi seringkali lebih cepat daripada kerja aparat, bahkan daripada karya jurnalis yang meliput. 

Serupa dengan vaksin, proses membongkar kebohongan, taktik, atau sumber informasi sebelum tersebar—yang disebut prebunking—sangat penting.

Pada dasarnya, prebunking dilakukan dengan ‘menyuntikkan informasi palsu atau menyesatkan’ kepada orang-orang agar mereka tahu contoh-contoh informasi yang salah. Dengan begitu, mereka akan lebih siap untuk mengenalinya dan mempertanyakannya. 

Ini sama halnya seperti vaksin yang melatih respons kekebalan kita terhadap virus hoaks yang berbahaya. Mengetahui lebih banyak tentang informasi yang salah dapat membantu kita untuk lebih mudah mengenali, mengabaikan, kemudian tidak menyebarkannya.

Sebuah studi dari jurnal Science Advances yang dirilis 24 Agustus 2022, menunjukkan bahwa “prebunking” adalah cara yang efektif untuk melawan teknik propaganda di pusaran misinformasi dan disinformasi. Para peneliti Cambridge yang bermitra dengan Jigsaw, cabang studi Google, menemukan bahwa pengecekan fakta menyerupai pengobatan gejala penyakit. Sedangkan prebunking mirip dengan vaksinasi.

Membangun Imunitas dari Hoaks dengan Bermain Gim

Salah satu pendekatan yang dinilai efektif membangun imunitas terhadap hoaks adalah dengan bermain gim. Sejak tahun 2021, para peneliti di Social Decision Lab Universitas Cambridge alias Lab Pengambilan Keputusan Sosial, telah mengembangkan serangkaian permainan online gratis yang menempatkan para pemain agar dapat belajar tentang berbagai teknik manipulasi. 

Para peneliti menyatakan alasan pembuatan game ini ialah untuk membekali pemain dengan keterampilan mengidentifikasi, membantah, dan mencegah misinformasi yang berbahaya menjadi viral.

Bekerja sama dengan DROG dan Gusmanson Design, para peneliti Cambridge meluncurkan 3 online game dengan tema berbeda: Bad News, Harmony Square, dan Go Viral! Permainan Go Viral! misalnya, menempatkan pemain sebagai penyebar misinformasi tentang cornavirus disease 2019 (Covid-19). Sedangkan Bad News yang memposisikan pemain sebagai calon penebar kabar hoaks yang ulung.

Penelitian pun menunjukkan bahwa metode bermain gim ini berhasil meningkatkan imunitas terhadap hoaks. Misalnya, lima menit bermain game “Go Viral!” dapat mengurangi kerentanan terhadap informasi yang salah hingga tiga bulan. Sedangkan mereka yang memainkan Bad News, jadi lebih mampu untuk menemukan apa saja teknik manipulasi yang beredar di postingan media sosial. Alhasil, kedua permainan itu juga mengurangi keinginan pemain untuk berbagi konten manipulatif kepada orang-orang di sekitarnya.

Sedangkan di Indonesia, sebuah platform bernama Literata.id dikembangkan oleh University of Notre Dame, IREX, GeoPoll dan Moonshot CVE, bekerja sama dengan Mafindo/CekFakta. Platform ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi mengenai literasi media. Di antara kursus virtual yang ditawarkan, ada opsi permainan “Gali Fakta” yang memposisikan kita untuk menyelamatkan menyelamatkan keluarga dari bahaya hoaks dan misinformasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, sudah siapkah Anda memperkuat kekebalan diri dari hoaks yang bertebaran lewat jemari yang berselancar di dunia maya?

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

YouTube menemukan solusi untuk mengantisipasi sebaran misinformasi. Dalam studi terbarunya, YouTube menguji lima video pendek yang “mempermalukan” penonton untuk melindungi mereka dari tipuan dan manipulasi yang biasa dibuat untuk menyesatkan orang. Melalui video ini, YouTube ingin meningkatkan kemampuan pengguna platformnya untuk mengenali informasi yang salah.

Peneliti Keamanan Menemukan Bahwa Peramban TikTok Melacak Keystrokes. Menanggapi laporan tersebut, TikTok mengonfirmasi bahwa kemampuan itu ada di dalam kode aplikasi. Tetapi kemampuan itu tidak aktif dan hanya digunakan secara internal untuk tujuan debugging dan pengujian. Namun, Peneliti Keamanan Data Felix Krause mencatat bahwa aplikasi dengan kemampuan tersebut adalah hal yang sangat tidak biasa. Pasalnya, kemampuan tersebut biasanya hanya dimiliki oleh malware dan spyware.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa, selama beberapa tahun terakhir, ada peningkatan yang cukup besar dalam liputan media tentang misinformasi dan teori konspirasi dalam politik Amerika. Contohnya, mantan Presiden Donald Trump secara salah mengklaim pemilu 2020 telah dicuri, dan rapat umum “Stop the Steal” pada 6 Januari membuat beberapa pendukung menyerang US Capitol. Kemudian, Anggota Kongres, termasuk Rep. Marjorie Taylor Greene (R-Ga.) dan Rep. Lauren Boebert (R-Colo.), telah berulang kali membagikan informasi yang salah tentang Covid-19 dan menganut teori konspirasi QAnon. Dan lebih dari 100 kandidat Partai Republik di paruh waktu 2022 terus mempromosikan klaim penipuan pemilu Trump.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Namun, klaim seputar Ferdy Sambo dan Brigadir J lebih mendominasi. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Terkait Ferdy Sambo dan Brigadir J:

Pemeriksaan lainnya:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

54 menit lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup


Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

4 hari lalu

Manager Timnas Indonesia, Kombes Sumardji. (foto: istimewa)
Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.


CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

6 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.


Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

7 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo saat memimpin Sidang Pengucapan Putusan Uji Materi Pasal-Pasal Pencemaran Nama Baik dan Berita Bohong di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 21 Maret 2024. Permohonan uji materi diajukan oleh Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) terkait pasal-pasal pencemaran nama baik dan berita bohong. Pasal-pasal yang diuji materi antara lain, Pasal 14 dan Pasal 15 UU 1/1946; Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45 ayat (3) UU ITE; serta Pasal 310 KUHP. Pasal-pasal tersebut dianggap melanggar prinsip nilai negara hukum yang demokratis serta hak asasi manusia, dan seringkali disalahgunakan untuk menjerat warga sipil yang melakukan kritik terhadap kebijakan pejabat publik. TEMPO/Subekti.
Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.


MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

8 hari lalu

Terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti usai menjalani sidang putusan perkara dugaan pencemaran nama baik terhadap Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin 8 Januari 2024. Sidang yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Cokorda Gede Arthana dengan hakim anggota Muhammad Djohan Arifin dan Agam Syarief Baharudin memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah. TEMPO/Subekti.
MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan putusan MK yang menghapus pasal 14 dan 15 UU 1 Tahun 1946 merupakan angin segar bagi jurnalis.


Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

13 hari lalu

Foto tangkapan layar video hoaks tentang sepatu Nike buat sepatu bergambar bendera Israel, 15 Maret 2024. (Reuters)
Dituduh Bikin Sepatu Bergambar Bendera Israel, Ini Kata Nike

Sebuah video memperlihatkan sepasang sepatu Nike bergambar bendera Israel menjadi viral disertai seruan untuk memboikot produsen alat olahraga itu.


Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

13 hari lalu

Anggota UKM Pers Politeknik Tempo, Koste, antusias mengikuti pelatihan Debunking dengan trainer Ika Ningtyas dari Cek Fakta Tempo, Jumat 15 Maret 2024. (Foto: Rachma Tri Widuri)
Debunking Lawan Berita Hoax, Politeknik Tempo Kembali Menggelar Pelatihan Bersama Tim Cek Fakta Tempo

Komunitas Pers Politeknik Tempo (KORSTE) kembali menggelar pelatihan lanjutan cek fakta. Pelatihan keempat kali ini dipandu oleh Ika Ningtiyas.


CekFakta #251 Yang Harus Diteliti Pada Website Saat Mencari Kebenaran Informasi

14 hari lalu

Ilustrasi wanita sedang browsing internet. Pixabay.com
CekFakta #251 Yang Harus Diteliti Pada Website Saat Mencari Kebenaran Informasi

Yang Harus Diteliti Pada Website Saat Mencari Kebenaran Informasi


Cekfakta #250 Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024

20 hari lalu

Ilustrasi Ujaran Kebencian. shutterstock.com
Cekfakta #250 Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024

Ujaran kebencian ini meningkat ketika hari pemungutan suara. Bahkan hoaks berbau etnis kembali mewarnai, mendaur ulang pola kebohongan.


YKMI dan MUI Sebut Air Minum Dalam Kemasan Terkandung Bromat Hoaks, Ini Detailnya

23 hari lalu

YKMI dan MUI Sebut Air Minum Dalam Kemasan Terkandung Bromat Hoaks, Ini Detailnya

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) dan MUI meminta publik tidak termakan hoaks tentang isu bromat di air minum dalam kemasan alias AMDK.