TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Desa Papan Loe yang tinggal di dekat Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengeluhkan pencemaran lingkungan dari smelter nikel. Sejak pemurnian bijih nikel PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia beroperasi, sumur-sumur warga Dusun Mawang dan Balla Tinggia kering. Penduduk mengira air habis oleh sumur bor perusahaan untuk membuat batu bata.
Juga suara bising dari tungku pembakaran nikel beroperasi 24 jam dan asap tebal. Tanah galian yang mengandung bijih nikel, saat musim hujan, menyebabkan banjir lumpur ke jalan dan permukiman. Ketika kemarau, tanah itu meruapkan debu yang menempel di lantai dan perabotan rumah penduduk.
Di Dusun Kayu Loe lain lagi. Di sini sebagian besar penduduk mengandalkan pencarian menjadi petani rumput laut. Kapal pengangkut nikel merusak lahan budi daya mereka. Air limbah masuk ke laut menurunkan produktivitas panen rumput laut. Sebelum perusahaan beroperasi, ada banyak jenis rumput laut, kini tinggal jenis Gelidium corneum.
Kami menelusuri informasi itu dengan mengecek pembuangan air limbang pabrik nikel di Dusun Balla Tinggia. Di sini airnya merah kecokelatan di sebuah kolam yang digali seadanya. Air limbah itu merembes ke kali kecil yang berada di dekatnya dan mengalir ke laut. Jarak kolam penampungan air limbah dengan muara pantai sekitar 1 kilometer.
Apakah air itu tercemar limbah perusahaan nikel? Kami menguji sampelnya di laboratorium berbeda dua kali. Hasilnya kami sajikan dalam liputan pekan ini. Selamat membaca.
Dody Hidayat
Redaktur Utama
LINGKUNGAN
Terkepung Polusi Smelter
Benarkah limbah pemurnian bijih nikel di Bantaeng merusak air dan bikin polusi?
https://majalah.tempo.co/read/lingkungan/166780/kini-di-bantaeng-penduduk-sekitar-smelter-nikel-mengeluhkan-pencemaran
Risiko Kerja di Tungku Pembakaran
Kecelakaan kerja marak terjadi di smelter PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Rendahnya kesadaran pekerja dan pengawasan K3.
ILMU DAN TEKNOLOGI
Terpepet Cacar Monyet
Penyakit cacar monyet atau monkeypox menyebar cepat. Bagaimana penularannya di Indonesia?