TEMPO.CO, Jakarta - Penikmat dan pasar minuman fermentasi anggur atau wine semakin meluas dalam satu dekade terakhir. Tamu di restoran anggur tak lagi kalangan eksekutif senior dan kelompok usia tua. Sejumlah anak muda dari generasi milenial dan Gen-Z pun menjadikan resto berkonsep house dan lounge sebagai tempat berkumpul.
Tak hanya sekadar nongkrong, anak-anak muda penikmat wine juga punya pengetahuan lumayan dengan sejarah anggur dan merek-merek tertentu. Mereka rela membayar mahal untuk membeli wine yang mereka suka. Beberapa di antaranya bahkan menjadi kolektor wine. Mereka menjadi kolektor anggur-anggur klasik yang mahal.
Gairah baru pada nongkrong setelah pandemi ini mendorong sejumlah manajemen resto berbenah dengan menyiapkan strategi menjaring minat anak muda pada wine. Beberapa menggelar acara minum bersama.
Di rubrik Seni kami menyajikan koreografi parasomnia. Seorang seniman tari menerjemahkan tindihan, parasomnia saat tidur, dalam koreografinya. Sementara di rubrik Selingan kami menulis hutan Sipora yang terancam karena penebangan besar-besaran. Para pemuka adat yang menentangnya tak kuasa mencegah kebutuhan ekonomi.
Selamat membaca.
Nurdin Kalim
Redaktur Utama
URBAN
Anak Muda Penggila Wine
Anak-anak muda penikmat minuman anggur atau wine memilih minuman berdasarkan kedekatan kisah dengan jenis dan merek anggur tertentu. Gejala apa?
Menjaring Peminum Pemula
Gairah baru anak muda ini disambut pengelola resto. Apa saja keunikannya?
POKOK & TOKOH
Andini Effendi
Penyiar televisi dan model, Andini Effendi, berenang melintasi Selat Bosphorus di Turki sejauh sekitar 6,5 kilometer. Wow!
SENI
Tindihan dalam Tari
SELINGAN
Hutan Sipora yang Kaya
Hutan Sipora di Mentawai menyimpan keragaman tumbuhan obat. Terancam oleh penebangan besar-besaran.
Satwa Langka Hutan Sipora
Selain keunikan tanaman obat, hutan Sipora juga menjadi habitat satwa endemik dan langka. Apa saja?