TEMPO.CO, Jakarta - Rumah tangga Indonesia mengandalkan air minum dalam kemasan, baik sekali pakai maupun isi ulang. Berdasarkan “Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga Indonesia” oleh Kementerian Kesehatan pada 2020 menunjukkan sebanyak 31,1 persen rumah tangga mengonsumsi air isi ulang, dan 10,7 persen mengonsumsi air kemasan. Di perkotaan, air dalam kemasan diminum oleh 16 persen rumah tangga. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi air yang berasal dari air ledeng atau pipa yang hanya 14,4 persen.
Persoalannya, air dalam kemasan galon telah tercemar partikel mikroplastik. Tempo menguji beberapa merek kemasan air minum berbahan polikarbonat pada April lalu. Hasilnya, mikroplastik berjumlah 23 juta partikel per liter dengan konsentrasi 0,2 ppm dan bobotnya 0,3 miligram dalam setiap 1,5 liter air. Pengujian ini melengkapi pengujian Greenpeace sebelumnya yang menemukan 95 juta partikel per liter dan 85 juta partikel per liter pada dua sampel galon sekali pakai berjenis polyethylene terephtalate (PET).
Tempo juga menguji enam air dalam dua merek air kemasan PET 600 mililiter. Hasilnya pada merek A ditemukan 37 partikel per milimeter kubik dan pada merek B ditemukan 31 partikel per milimeter kubik. Jika merujuk pada penelitian Greenpeace, konsumen terpapar mikroplastik sebanyak 0,378-9,450 miligram per hari.
Sebetulnya Badan Pengawas Obat dan Makanan hendak mengatur ambang batas mikroplastik daalm galon air kemasan. Namun, peraturan ini ditentang oleh industri air minum kemasan yang merasa pengaturan itu diskriminatif karena hanya mengatur galon yang mengandung bisphenol-A sebagai bahan plastik polikarbonat. Lobi masif ini membuat Sekretariat Negara tak kunjung mengeksekusinya.
Seberapa bahaya mikroplastik dalam air minum? Kami melengkapi liputan ini dengan studi mikroplastik yang sudah ditemukan dalam paru-paru manusia. Selamat membaca.
Dini Pramita
Redaktur
Luruh Mikroplastik di Galor Air
Uji laboratorium menunjukkan ada mikroplastik yang terlepas dari galon air minum. Tempo mengujinya secara mandiri.
Bahaya Mikroplastik
Seberapa bahaya mikroplastik dalam air minum kemasan bagi manusia?
Mengatur Ambang Mikroplastik
BPOM coba mengatur ambang batas mikroplastik dalam galon air isi ulang. Ditentang industri. Mengapa?
Bisnis Air Minum Kemasan
Konsumsi air minum kemasan kian naik seiring tumbuhnya budaya perkotaan. Bagaimana perang bisnis komoditas ini?
Selain Mikroplastik di Galon
Studi mikorplastik di air minum kemasan kian marak. Galon tak hanya mengandung mikroplastik.
OPINI: Mengatur Hak Akses Air
Air seharusnya menjadi barang publik. Privatisasi membuat komoditas krusial ini menjadi mahal. Bagaimana mengaturnya?