Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seven Progressive Pesantren

Reporter

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Iklan

LEBARAN SPECIAL REPORT
May 4, 2022

Seven Progressive Pesantren

 

As with previous years, we published a special edition to celebrate the Lebaran holidays. This year, stories from Islamic boarding schools or pesantrens that progressively emphasize the importance of conserving environment, teaching about gender equality and protection against sexual violence. Rather than just discussing concepts, they put them into practice in daily life.

This theme is important at a time of climate crisis and with cases of sexual violence emerging from behind the walls of pesantrens recently. At the beginning of April, for example, the Bandung High Court passed a death sentence against Herry Wirawan, the owner of a boarding school who had sexually abused dozens of students. And we are faced with a world that is becoming increasingly warmer as a result of environmental damage.

Four of these seven pesantrens have a long history of dealing with victims of sexual violence. The Al-Ihya Ulumaddin Pesantren for Girls in Cilacap, Central Java, for example, has for decades taken in and provided counseling to victims of sexual violence. We even met with a victim who told us about the role of the school administrators in her recovery.

Then there is the Nurulhuda Pesantren in Cianjur, West Java that has advocated in a number of cases of sexual violence against its students. The school leadership did not cover up the incidents, which are often seen as shameful. They involved other institutions, while defending the victims when they faced the perpetrators.

The other three pesantrens fight for the planet. One of them, the Annuqayah Islamic Boarding School in Guluk-Guluk, Sumenep, East Java, was a pioneering green pesantren at a time when few people in Indonesia knew about the climate crisis. When the government was still nowhere near replacing dirty energy with renewable sources, they were already using clean energy. This pesantren also strongly opposed phosphate mining, which damages the environment.

These seven schools show that pesantrens are no longer simply exclusive religious education schools. They are not confined behind walls, but act for humankind and nature. The climate crisis that is a problem for this planet will become a concern for everybody if they use religious institutes to campaign for it. The pesantrens have a significant role to play.

Enjoy the magazine. Happy Idul Fitri.  

Stefanus Pramono

Executive editor

 

Making Pesantren An Oasis

We report on seven pesantrens that set great examples in the two important themes today: climate crisis and sexual violence.

 

Nyai Gender’s Safehouse

Kempek Pesantren provides a safe house for survivors of sexual violence.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

A Child of Adam from Cilacap

The management of Al Ihya Ulumaddin Pesantren initiated a safe house for survivors of sexual and domestic violence.

 

A Girl’s School for Survivors

Al Hidayat Pesantren in Magelang has experiences dealing with survivors of sexual violence.

Terror Calls from A Child Predator

The Nurulhuda Pesantren in Garut accompanies students who are survivors of sexual violence.

 

Exploring Islam through Nature

Ath Thaariq Pesantren combines Islamic teachings and ecological principles.

 

Worship Needs Water

The Annuqayah Pesantren in Guluk-Guluk, Sumenep, is consistently environmentally literate.

Ecological Outreach in the Madani Valley

The management and students of the Nurul Haramain Pesantren in Lombok have been preserving the environment for years.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lady Gaga Ungkap Alasan Tak Pernah Tanggapi Rumor Dirinya Seorang Pria

49 menit lalu

Lady Gaga. Foto: Instagram/@ladygaga
Lady Gaga Ungkap Alasan Tak Pernah Tanggapi Rumor Dirinya Seorang Pria

Di balik keputusan Lady Gaga tidak pernah meluruskan rumor yang menyebutnya adalah seroang pria.


Jokowi Sambangi Gus Miftah di Sela Kunker ke Jawa Tengah, Ini yang Dibahas

1 jam lalu

Presiden Jokowi pondok pesantren Gus Miftah di Sleman Yogyakarta di sela kunjungan kerja meresmikan tol Jogja-Solo, di Jawa Tengah Kamis 19 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Jokowi Sambangi Gus Miftah di Sela Kunker ke Jawa Tengah, Ini yang Dibahas

Jokowi menyambangi kediaman ulama Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji Dusun Tundan, Kamis pagi 19 September 2024.


Dewan Pers Prihatin Berita Kekerasan Seksual Minim Perlindungan kepada Korban

7 jam lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Dewan Pers Prihatin Berita Kekerasan Seksual Minim Perlindungan kepada Korban

Dewan Pers akan menerbitkan pedoman etik pemberitaan ramah terhadap korban kekerasan seksual sebagai bagian standar dan etika jurnalistik. Pedoman ini berupaya melindungi korban kekerasan seksual.


Sistem Pembayaran Paylater Ternyata Lebih Banyak Digandrungi Laki-laki dan Orang Sudah Menikah

6 hari lalu

Ilustrasi PayLater. Tim Douglas/Pexels
Sistem Pembayaran Paylater Ternyata Lebih Banyak Digandrungi Laki-laki dan Orang Sudah Menikah

Laki-laki ternyata lebih banyak menggunakan paylater dari perempuan. Fakta itu terungkap dalam survei Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia oleh Kredivo dan Katadata Insight Center.


Bapak-Anak Pengasuh Pesantren Dituntut 10 dan 11 Tahun Penjara karena Cabuli Santri

9 hari lalu

Ilustrasi pencabulan anak. shutterstock.com
Bapak-Anak Pengasuh Pesantren Dituntut 10 dan 11 Tahun Penjara karena Cabuli Santri

M, 72 tahun, dan anaknya, F, 37 tahun, pengasuh pondok pesantren di Trenggalek,Jawa Timur didakwa mencabuli santri-santrinya sejak 2021


Pertama Kali, Sensus Australia Masukkan Pertanyaan Soal Orientasi Seksual dan Gender

10 hari lalu

Drag queen berdiri di tangga Sydney Opera House ketika orang-orang berkumpul untuk membentuk bendera Progress Pride, merayakan ulang tahun ke-44 Sydney Gay dan Lesbian Mardi Gras pertama saat Australia bersiap untuk menjadi tuan rumah WorldPride pada tahun 2023, di Sydney, Australia, Juni 24, 2022 REUTERS/Loren Elliott
Pertama Kali, Sensus Australia Masukkan Pertanyaan Soal Orientasi Seksual dan Gender

Australia akan memasukkan pertanyaan tentang orientasi seksual dan gender dalam sensusnya untuk pertama kali


Bank Indonesia Solo Gelar Festival Syekaten 2024, Luncurkan Mal Solo Square sebagai Kawasan Zona KHAS

25 hari lalu

Gelaran Festival Syekaten 2024 yang diselenggarakan Bank Indonesia Solo di Mal Solo Square, Jawa Tengah, dibuka Jumat, 23 Agustus 2024. Acara berlangsung hingga Minggu, 25 Agustus 2024. Bank Indonesia Solo sekaligus meluncurkan Mal Solo Square sebagai Zona KHAS. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Bank Indonesia Solo Gelar Festival Syekaten 2024, Luncurkan Mal Solo Square sebagai Kawasan Zona KHAS

Bank Indonesia Solo menyelenggarakan acara tahunan Festival Syekaten (Syiar Ekonomi Syariah dan Pesantren) 2024.


Yuk, Berani 'Speak Up' Lawan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual

38 hari lalu

Lingkar Studi Feminis memberikan ruang aman bagi para penyintas KBGS
Yuk, Berani 'Speak Up' Lawan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual

YGSI melalui program Gen-G berusaha menciptakan masyarakat yang adil gender dan bebas dari kekerasan


Pimpinan Pesantren di Karawang Akui Kasari Santriwati, tapi Bantah Lakukan Pencabulan

39 hari lalu

Kiky Andriawan, pimpinan sebuah pesantren di Kecamatan Majalaya yang dilaporkan melakukan pelecehan seksual. (ANTARA/Ali Khumaini)
Pimpinan Pesantren di Karawang Akui Kasari Santriwati, tapi Bantah Lakukan Pencabulan

Seorang pemimpin pondok pesantren di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kiky Andriawan mengaku khilaf telah mengasari santriwati.


Rebut Emas Tinju Olimpiade Paris 202, Imane Khelif: Saya Seorang Wanita, namun Ada Musuh-musuh Kesuksesan

40 hari lalu

Petinju Aljazair yang gendernya sempat dipersoalkan, Imane Khelif, meraih emas Olimpiade 2024. REUTERS
Rebut Emas Tinju Olimpiade Paris 202, Imane Khelif: Saya Seorang Wanita, namun Ada Musuh-musuh Kesuksesan

Imane Khelif, yang gendernya sempat dipersoalkan, menorehkan sejarah dengan menjadi petinju wanita Aljazair pertama yang memenangi emas Olimpiade.