TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah atlet tidak meninggalkan sekolah dan kuliahnya di sela-sela jadwal latihan yang padat. Pendidikan penting bagi mereka karena tak selamanya bisa berprestasi di dunia olahraga, baik sebagai atlet maupun pelatih. Meraih pendidikan setinggi-tingginya menjadi salah satu cara untuk menapak masa depan lebih baik setelah mereka tak lagi menjadi atlet.
Karateka Maya Sheva, misalnya, menganggap pendidikan tidak kalah penting dari prestasi di bidang olahraga. Di tengah latihan keras yang menyita waktu, ia menyelesaikan pendidikan S-1 jurusan Jurnalistik Universitas Nasional Jakarta. Ia bersiap menjadi jurnalis setelah pensiun sebagai atlet.
Tak ada alasan bagi atlet untuk menyerah pada pendidikan. Maya dan sejumlah atlet nasional lainnya meyakini prestasi olahraga bisa beriringan dengan pendidikan. Selama ini, mereka selalu mendapatkan dispensasi jika jadwal ujian bentrok dengan kejuaraan. Mereka juga merasakan manfaat lain, yakni bisa masuk ke sekolah maupun kampus dengan jalur prestasi dan bahkan dapat memperoleh beasiswa.
Pembaca, kami menulis kisah para atlet yang mementingkan pendidikan formal setinggi-tingginya. Semoga menginspirasi. Selamat membaca.
Sapto Yunus
Redaktur Pelaksana
Arti Sekolah Para Atlet
Pengalaman dan cerita pilu atlet masa lalu menyadarkan atlet masa kini mementingkan sekolah. Bagaimana mereka menyeimbangkan latihan dan kuliah?
INTERNASIONAL
Bungker Pelindung Seni
Bagaimana Ukraina melindungi benda seni dan koleksi museum dari serbuan tentara Rusia. Laporan dari Ukraina.
WAWANCARA
Aksi Kamisan Setelah 15 Tahun
Sumarsih tak mundur terus menuntut negara menyelidiki kematian anaknya yang tewas dalam Reformasi 1998. Tiap Kamis sejak 2007 ia mendatangi Istana Negara meminta Presiden mengusut penembak anaknya, mahasiswa Universitas Atmajaya yang berdemo menuntut demokrasi. Dari mana keteguhan itu datang?
HUKUM
Alarm Kartel Minyak Goreng
Kejaksaan Agung menetapkan pejabat tinggi Kementerian Perdagangan dan tiga eksekutif perusahaan sawit sebagai tersangka. Buntut kelangkaan minyak goreng. Seberapa kuat bukti mereka mafia?