Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Baru-baru ini beredar sebutan Delmicron, istilah yang ternyata sebuah misinformasi tentang varian baru coronavirus disease 2019 (Covid-19). Penamaan itu bermula dari cuitan seseorang yang diduga dari Satuan Tugas India, padahal, menurut ahli, kata Delmicron tak mungkin jadi nama varian Covid-19.
Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah berbagai narasi terkait varian Omicron dari Covid-19.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
______________________________________________________________________
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab
Asal-Usul Hoaks Delmicron
Sepekan terakhir, misinformasi tentang Covid-19 varian Delmicron beredar di media sosial. Delmicron disebut sebagai varian baru Covid-19 yang merupakan gabungan antara varian Delta dengan varian Omicron. Adapun varian Omicron merupakan varian asal Afrika Selatan yang sangat mudah menular. Sedangkan, varian Delta yang lebih dulu muncul menjadi varian yang sempat mendominasi lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Istilah ini pertama kali disebutkan oleh seorang Satgas India, Dr. Shashank Joshi. Pernyataannya itu ia buat saat sesi debat di News18 yang kemudian dikutip Times of India pada 24 Desember 2021. Namun, otoritas berwenang di India, termasuk yang ternama seperti Indian Council of Medical Research (ICMR), tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron. Juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apapun di India.
Para pakar kesehatan India pun mengatakan bahwa berita Delmicron merupakan sebuah informasi yang menyesatkan. “Delmicron merupakan informasi yang menyesatkan. Tidak ada varian baru bernama Delmicron,” kata Dr Rakesh Kumar Mishra, direktur Institut Tata Genetika dan Masyarakat Bangalore kepada Times of India, 26 Desember 2021.
Isu Delmicron juga dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para pakar dan epidemiolog. Keberadaan Delmicron disebut datang dari teori yang asal-asalan. Mantan direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut hingga saat ini tidak ada bukti maupun pernyataan ilmiah yang mengkonfirmasi adanya varian Delmicron. Menurut Prof Tjandra, Delmicron hanya menggambarkan adanya pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron, sehingga diduga cepat menular dan keluhannya tidak ringan.
Selain itu, dalam memberi nama varian virus corona, WHO selalu menggunakan huruf Yunani dalam urutan abjad. Misalnya, dimulai dari Alpha untuk B.117, Beta untuk B.1351, dan seterusnya hingga yang terakhir adalah Omicron untuk B.1.1.529. “Penamaan varian dilakukan WHO berdasar huruf Yunani dan selain belum ada lagi varian baru, juga nggak ada Delmicron di dalamnya,” kata Pakar epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman.
Ahli Mikrobiologi Mia Miranti menambahkan, dua varian seperti Delta dan Omicron tidak bisa menginfeksi dalam waktu bersamaan. Mia menjelaskan umumnya salah satu mutasi corona Covid-19 dominanlah yang akan menginfeksi, bukan kombinasi dua varian. “Tidak mungkin dua-duanya dalam satu waktu menginfeksi objek yang sama. Mana yang duluan, dia yang akan menguasai objeknya,” kata Mia menjelaskan.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, dr. Nadia Tarmizi juga menyampaikan bahwa hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi resmi mengenai varian Delmicron dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Sampai saat ini WHO belum menyebutkan tentang varian ini,” katanya.
Waktunya Trivia!
Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.
Low-code Platform, Jalur Cepat Membangun Aplikasi dan Tranformasi Digital. Low-code platform untuk pengembangan aplikasi tanpa coding manual yang kompleks adalah teknologi masa depan perusahaan-perusahaan. Perkembangannya yang masif tidak lepas dari kebutuhan perusahaan dalam melakukan automasi proses bisnisnya sebagai fondasi dalam melakukan transformasi digital secara cepat.
Apple Tunjuk Kepala Humas Meta untuk Produk AR. Apple dilaporkan telah mempekerjakan Andrea Schubert, Kepala Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Meta untuk produk augmented reality (AR). “Meta, dengan Oculus, telah menjadi pemimpin pasar headset, jadi perekrutan seperti itu masuk akal saat Apple mendekati peluncurannya,” tertulis dalam laporan Power On yang ditulis jurnalis Bloomberg Mark Gurman. Namun, di halaman LinkedIn milik Schubert, masih tertulis bahwa dirinya masih bekerja di Meta. Dia memimpin bagian komunikasi untuk Oculus di Meta sejak Maret 2016. Sebelumnya, dia adalah direktur agensi PR OutCast yang menjadikan Facebook dan Oculus sebagai kliennya.
Apple vs Meta
Tren Baru Penipuan Penipuan, “Tautan Bertarget”, Menemukan Kesuksesan Dengan Peniruan Identitas Merek Populer. Sebuah laporan baru dari Group-IB –sebuah firma riset keamanan siber terkemuka yang berbasis di Singapura menguraikan segmen penipuan yang baru dan berkembang pesat yang disebut “tautan bertarget”. Pendekatan baru ini memadukan elemen pemasaran digital, seperti iklan bertarget dan partisipasi dalam jaringan iklan terkenal yang sah, dengan pendekatan phishing dan spoofing yang lebih umum. Metode ini umum digunakan untuk menyamar sebagai merek populer dan menggunakan survei (dengan janji imbalan di akhir) untuk mengumpulkan berbagai informasi pribadi dan keuangan yang sensitif.
Serangan Cyber sebagai Elemen Strategi Militer yang Diharapkan saat Rusia Dikerahkan di Perbatasan Ukraina. The New York Times melaporkan bahwa AS dan Inggris telah mengirim penasihat perang siber ke Ukraina untuk bersiap menghadapi potensi serangan. Prospeknya belum pernah terjadi sebelumnya, karena Rusia menonaktifkan pembangkit listrik Ukraina terakhir kali ketegangan antara kedua negara meningkat.
Periksa Fakta Sepekan Ini
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosia kembali didominasi klaim soal Covid. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Keliru, Penamaan Virus Covid-19 Varian Omicron Diambil dari Video Games Buatan Microsoft (Bill Gates) Tahun 1999
- Keliru, Bill Gates Diusir Dari India karena Menyebabkan 47 ribu Anak Cacat setelah Mendapat Vaksin Polio
- Menyesatkan, video dengan narasi vaksin Sinovac bagi anak Indonesia adalah kelinci percobaan
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.
Ikuti kami di media sosial: