Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Meta Platforms Inc. (dulu Facebook Inc.) mendapat predikat sebagai perusahaan terburuk tahun ini. Predikat itu disematkan berdasarkan hasil survei yang diikuti lebih dari seribu responden melalui outlet media Yahoo Finance.
Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah berbagai narasi terkait varian Omicron dari Covid-19.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
______________________________________________________________________
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab
Meta Inc Jadi Perusahaan Terburuk menurut Survei
Meta Platforms Inc. —dulunya Facebook Inc— mendapat predikat sebagai perusahaan terburuk tahun ini. Predikat itu disematkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh outlet media Yahoo Finance terhadap lebih dari seribu pembacanya. Setiap Desember, Yahoo Finance memang kerap menggelar survei untuk mengetahui perusahaan terbaik versi pembacanya, baik dari segi performa bisnis atau pencapaian lainnya. Namun, tahun ini Yahoo Finance turut menyertakan survei dengan kategori perusahaan terburuk 2021.
Metaverse adalah istilah yang diciptakan dalam novel dystopian "Snow Crash" tiga dekade lalu dan sekarang menarik perhatian di Silicon Valley. Ini merujuk pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Sementara predikat perusahaan terbaik disabet oleh Microsoft. Alasannya, perusahaan yang didirikan Bill Gates ini berhasil menembus kapitalisasi pasar 2 triliun dollar AS. Selain itu, harga saham Microsoft juga menghijau dengan lonjakan hingga 53 persen dari awal tahun hingga 16 Desember 2021 (year to date/ytd).
Survei perusahaan terburuk 2021 dilakukan melalui Survey Monkey pada 4-5 Desember 2021 dan diikuti oleh 1.541 responden. Hasilnya, pembaca Yahoo Finance ternyata dilaporkan paling “kesal” dengan Meta, perusahaan yang menaungi media sosial Facebook, WhatsApp, dan Instagram itu.
Yahoo Finance mencatat, nama Facebook mendapatkan suara 50 persen lebih banyak dibandingkan perusahaan e-commerce raksasa Alibaba yang ada di peringkat kedua sebagai perusahaan terburuk 2021. Keluhan paling banyak dari responden survei ialah soal kekhawatiran sensor dari pengguna berideologi sayap kanan dan konservatif. Mereka “kesal” karena merasa aturan kebebasan berbicara di Facebook tidak adil dan menuntut hak untuk berbicara apapun yang mereka inginkan di platform.
Pengguna lain beralasan perusahaan dinilai gagal mengatasi masalah misinformasi di platform media sosialnya. Apalagi isu-isu terkait pandemi Covid-19. Selain itu, Meta juga dilabeli sebagai perusahaan terburuk 2021 karena responden kesal dengan dampak Instagram yang “toxic” sehingga memengaruhi kesehatan mental pengguna Instagram dari kalangan anak-anak dan remaja.
Hal ini menyusul ribuan dokumen internal perusahaan yang disebarkan oleh Frances Haugen, mantan karyawan Facebook yang memutuskan untuk menjadi whistleblower atau pelapor tindak pidana, dan membocorkan ribuan lembar dokumen internal perusahaan. Dokumen yang bocor itu salah satunya memuat hasil riset internal perusahaan terkait dampak aplikasi Instagram terhadap pengguna remaja wanita.
Dalam riset internal itu disebutkan bahwa Instagram membuat masalah body image (persepsi seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya) lebih buruk untuk satu dari tiga remaja wanita. “Lebih banyak remaja wanita berpikir bahwa Instagram membuat isu body image menjadi lebih buruk, ketimbang lebih baik,” tulis isi riset internal Facebook soal Instagram.
Haugen menambahkan, Facebook sebenarnya mengetahui bahwa jejaring sosialnya, Instagram misalnya, memiliki dampak buruk dan berbahaya (toxic) terhadap remaja. Namun, Haugen menuduh, meski tahu dampak buruk yang dihasilkan oleh layanannya, Facebook memilih bersikap abai, tidak melakukan apa-apa, dan lebih memilih profit ketimbang keamanan penggunanya.
Waktunya Trivia!
Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.
Meta Bongkar 39 Ribu Website Phishing Berkedok Facebook hingga Instagram. Perusahaan teknologi Meta mengambil tindakan hukum terhadap aktor jahat yang disangka menyamar sebagai Facebook, Messenger, WhatsApp, dan Instagram untuk melakukan phishing. Meta menjelaskan bahwa para pelaku menggunakan layanan relay, Ngrok, untuk mengirim lalu lintas internet ke halaman login palsu yang mereka buat, sambil menyembunyikan identitas dan lokasi mereka. Mereka yang mengklik tautan phishing itu akan dibawa ke halaman login yang menyerupai Facebook, Instagram, Messenger, atau WhatsApp.
Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan situs webnya diserang oleh peretas yang melumpuhkan beberapa sistem. Serangan yang terjadi pada Jumat, 10 Desember ini termasuk melumpuhkan satu sistem yang berisi informasi tentang program imunisasi atau vaksinasi nasional dan data lain yang akan digunakan untuk mengeluarkan sertifikat vaksinasi digital. Pemerintah Brasil selama seminggu terpaksa menunda penerapan persyaratan kesehatan baru bagi para pelancong yang tiba di Brasil karena serangan itu.
Sebanyak 1,6 juta situs WordPress menjadi sasaran serangan cyber aktif berskala besar yang berasal dari 16 ribu alamat IP. Serangan ini memanfaatkan kelemahan pada beberapa plugin dan 15 tema Epsilon Framework. Perusahaan keamanan WordPress Wordfence mengatakan, pihaknya telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 13,7 juta serangan tersebut.
Analisis Baru Ungkap Hubungan Spyware Pegasus dan Tewasnya Jamal Khashoggi. Analisis forensik tersebut menunjukkan bahwa perwakilan dari pemerintah Uni Emirat Arab memasang spyware Pegasus di telepon Hanan Elatr, istri jurnalis yang terbunuh Jamal Khashoggi. Analisis dilakukan oleh laboratorium penelitian privasi dan keamanan yang berbasis di Toronto, Citizen Lab, yang menemukan bahwa pemasangan dilakukan beberapa bulan sebelum Khashoggi terbunuh. Laporan forensik dari dua ponsel Android milik Elatr mengungkap bahwa orang yang tidak dikenal menggunakan salah satu ponsel untuk mengunjungi website dan mengunggah spyware Pegasus. Ini terjadi setelah agen keamanan di bandara Dubai menyita ponsel dari Elatr.
Periksa Fakta Sepekan Ini
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial lebih beragam dari pekan sebelumnya. Di antara banyak klaim, klaim keliru soal vaksinasi Covid masih paling banyak ditemukan. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Sesat, Mantan Gubernur California Arnold Schwarzenegger Ditolak Menginap di Hotel yang Memajang Patung Dirinya
- Keliru, Erupsi Gunung Semeru bukan Murni Bencana Alam, tapi karena Diusirnya seorang Habib
- Menyesatkan, Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19
- Keliru, Uang Pecahan Rp 200 Ribu Telah Beredar
- Keliru, Video Vaksin Sinovac Untuk Anak Belum Diuji Coba
- Keliru, Nahdlatul Ulama Menggelar Lomba Memeriahkan Natal 2021
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.
Ikuti kami di media sosial: