Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #135 Varian Omicron Lebih Cepat Menular

image-gnews
Seorang staf yang mengenakan pakaian pelindung memeriksa suhu seorang penumpang yang naik penerbangan internasional di bandara internasional Narita pada hari pertama penutupan perbatasan untuk mencegah penyebaran virus corona varian Omicron di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Narita, timur Tokyo, Jepang, 30 November 2021. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Seorang staf yang mengenakan pakaian pelindung memeriksa suhu seorang penumpang yang naik penerbangan internasional di bandara internasional Narita pada hari pertama penutupan perbatasan untuk mencegah penyebaran virus corona varian Omicron di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Narita, timur Tokyo, Jepang, 30 November 2021. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Meski varian Omicron disebut-sebut memiliki gejala yang lebih ringan dari varian Delta, Fakultas Kedokteran, University of Hong Kong menemukan SARS-CoV-2 varian Omicron ternyata mampu menggandakan diri 70 kali lebih cepat di bronkus. Hal ini menyebabkan varian baru virus Corona ini lebih cepat menyebar.

Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah berbagai narasi terkait varian Omicron dari Covid-19.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

______________________________________________________________________

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Varian Omicron Lebih Cepat Menular

Fakultas Kedokteran, University of Hong Kong menemukan SARS-CoV-2 varian Omicron menggandakan diri 70 kali lebih cepat di bronkus. Dalam studinya, Universitas Hong Kong membandingkannya dengan SARS-CoV-2 varian Delta dan varian orisinal dari awal 2020 lalu. Kendati lebih cepat menggandakan diri, perkembangbiakan Omicron di jaringan paru justru 10 kali lebih lambat dibanding Virus Corona asal Wuhan.

Mikrograf elektron dari jaringan bronkus manusia yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian Omicron. Panah merah menunjuk partikel-partikel virus corona tersebut. dok. LKS Faculty of Medicine at The University of Hong Kong (HKUMed)

“Studi ini menyediakan informasi pertama tentang bagaimana cara SARS-CoV-2 varian Omicron, yang masuk daftar Variant of Concerns, menginfeksi saluran pernapasan manusia,” tertulis di laman HKUMed dalam keterangan yang dibuat 15 Desember 2021.

Studi ini dipimpin Michael Chan Chi-wai dari Fakultas Kesehatan Masyarakat di Hong Kong Science and Technology Park, yang juga merupakan associate professor di HKUMed. Penelitian tersebut kini tengah dalam tahap peer review dalam publikasinya. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan kultur ex vivo dari saluran pernapasan manusia yang telah terinfeksi Covid-19 varian Omicron. Teknik ini disebutkan sudah digunakan untuk menyelidiki banyak infeksi virus yang muncul sejak 2007, seperti virus corona penyebab flu burung dan virus corona penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Metode ini menggunakan jaringan paru-paru yang biasanya diambil untuk analisa perawatan pasien penyakit paru-paru. Lazimnya, jaringan itu akan dibuang begitu saja, namun kali ini jaringan dimanfaatkan untuk menyelidiki penyakit dan infeksi virus pada saluran pernapasan. Chan dan tim berhasil mengisolasi SARS-CoV-2 varian Omicron dan menggunakan model eksperimental ini untuk membandingkan infeksinya dengan SARS-CoV-2 orisinal dari awal pandemi 2020 lalu dan yang varian Delta. Hasilnya, ditemukan bahwa varian baru Omicron bereplikasi lebih cepat daripada virus SARS-CoV-2 asli dan bahkan varian Delta itu di bronkus manusia.

Pada 24 jam setelah infeksi, varian Omicron bereplikasi sekitar 70 kali lebih banyak daripada varian Delta dan SARS-CoV-2 orisinal. Ini yang menjawab kenapa Omicron seperti yang telah ditemukan menyebar sangat cepat antar-manusia. Sebaliknya, varian Omicron ditemukan berkembang biak kurang efisien (10 kali lebih rendah) di jaringan paru-paru. Ini yang mungkin menunjukkan alasan kenapa tingkat keparahan atau gejala seseorang yang terinfeksi lebih rendah dibandingkan varian lain.

Namun, Chan mengingatkan bahwa tingkat keparahan penyakit pada manusia tidak hanya ditentukan oleh replikasi virus. “Tapi juga oleh respons imun inang terhadap infeksi, yang dapat menyebabkan disregulasi sistem imun bawaan, yaitu badai sitokin,” ujar Chan. Sebaliknya, Chan melanjutkan, dengan menginfeksi lebih banyak orang, virus yang sangat menular dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah meskipun tingkat patogennya lebih rendah. 

Terlebih, penelitian terbarunya menunjukkan bahwa Omicron juga bisa lolos dari kekebalan dari vaksin. “Termasuk juga bisa lolos dari infeksi masa lalu, ancaman keseluruhan dari varian Omicron kemungkinan akan sangat signifikan,” katanya lagi.

Pernyataannya senada dengan yang pernah disampaikan ketua tim teknis Covid-19 di WHO, Maria Van Kerkhove. Dia memaparkan bahwa banyak pasien infeksi varian Omicron menunjukkan gejala ringan. Tapi tidak berarti ini hanya lunak.

“Kami telah melihat keseluruhan spektrum keparahan dari infeksi varian ini, dan orang bisa meninggal karenanya,” kata Van Kerkhove dalam wawancara dengan NEW SCIENTIST. Dia menambahkan, “Mengatakan, ‘Ini ringan saja’ adalah sangat berbahaya.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

Sebuah celah keamanan telah ditemukan menganga karena bug dalam software Log4j. Ini adalah perangkat lunak yang amat populer karena digunakan jutaan server web. Celah itu rentan serangan sehingga banyak tim di dunia sedang berusaha menutupi celah dalam sistem yang bisa terdampak sebelum para hacker jahat mampu mengeksploitasinya. Permasalahan yang berkaitan dengan Log4j pertama disadari dari video game Minecraft. Dengan cepat disadari pula bahwa dampaknya jauh lebih luas. Software ini digunakan dalam jutaan aplikasi web, termasuk oleh iCloud Apple.

Twitter Rilis Fitur Teks Otomatis untuk Video di Aplikasi Ponsel dan Web. Twitter telah menghadirkan fitur teks otomatis untuk konten video. Fungsionalitas yang paling ditunggu-tunggu itu diluncurkan secara global untuk iOS, Android, dan Web, mulai Rabu, 15 Desember. Saat ini fitur teks otomatis baru mendukung 37 bahasa termasuk Arab, Cina, Inggris, Jerman, Hindi, Tamil, dan banyak lagi. 

Ilustrasi Twitter. qz.com

Google mengumumkan bahwa mereka telah mengambil tindakan terkait kejadian terhadap peretasan yang menggunakan botnet untuk glupteba yang mengendalikan lebih dari 1 juta perangkat Windows. Botnet Glupteba adalah sebuah infrastruktur malware komando dan kontrol Glupteba yang berbasis di Rusia. Botnet yang didukung blockchain ini digunakan untuk menargetkan mesin Windows di seluruh dunia, setidaknya sejak 2011 termasuk dunia Terukya, India 2011.

Gates meramal bahwa cara orang mengadakan sebagian besar virtual meeting bakal berubah dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Menurut Gates, dalam dua-tiga tahun ke depan, virtual meeting bakal diadakan di metaverse. Dalam visi Gates, setiap orang nantinya akan direpresentasikan dengan avatar 3D yang unik di metaverse. Setiap avatar 3D itu dapat saling berinteraksi dengan avatar 3D milik orang lainnya.

Klaim vaksin menyesatkan menargetkan anak-anak dan orang tua di Inggris. Kelompok antivaksin menyebarkan selebaran dengan informasi yang salah di depan sekolah-sekolah. Tujuannya, memprotes keputusan sekolah yang menggelar vaksinasi bagi siswa-siswanya usia 12-15 tahun. 

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial didominasi dengan klaim-klaim seputar bencana alam. Klaim-klaim ini beredar setelah gunung Semeru dikabarkan aktif beraktivitas sejak 4 Desember 2021. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

5 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

12 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

19 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter


CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

26 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

beragam siasat dilakukan para pelaku online scam alias penipuan daring dalam mencari mangsa. Ada yang bernama "investasi", "kemitraan", "undian".


Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

30 hari lalu

Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan  dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

Mutasi satu gen diduga berada di balik penyebaran cepat varian virus Covid-19 JN.1 di dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia.


CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

33 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

Disinformasi punya kemampuan yang berbahaya: menebar kebencian dan memecah belah masyarakat.


CekFakta #271 Membaca Penyebab Kecenderungan Percaya Hoaks dan Deepfake saat Pemilu

40 hari lalu

Gambar tangkapan layar video yang memperlihatkan perbedaan antara rekaman asli dengan deepfake. Credit: Kanal YouTube WatchMojo
CekFakta #271 Membaca Penyebab Kecenderungan Percaya Hoaks dan Deepfake saat Pemilu

Membaca Penyebab Kecenderungan Percaya Hoaks dan Deepfake saat Pemilu


CekFakta #270: Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

47 hari lalu

Rekomendasi AI Selain ChatGPT. Foto: Canva
CekFakta #270: Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

CekFakta #270: Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat


CekFakta #270 Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

47 hari lalu

Rekomendasi AI Selain ChatGPT. Foto: Canva
CekFakta #270 Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat

CekFakta #270 Membekali Diri Menghadapi FraudGPT dan Berbagai AI Jahat


CekFakta #269 Di Balik Sikap Tidak Percaya Orang Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

54 hari lalu

CekFakta #269 Di Balik Sikap Tidak Percaya Orang Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

masih banyak orang yang belum sadar urgensi perubahan iklim