Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Meski varian Omicron disebut-sebut memiliki gejala yang lebih ringan dari varian Delta, Fakultas Kedokteran, University of Hong Kong menemukan SARS-CoV-2 varian Omicron ternyata mampu menggandakan diri 70 kali lebih cepat di bronkus. Hal ini menyebabkan varian baru virus Corona ini lebih cepat menyebar.
Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah berbagai narasi terkait varian Omicron dari Covid-19.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
______________________________________________________________________
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab
Varian Omicron Lebih Cepat Menular
Fakultas Kedokteran, University of Hong Kong menemukan SARS-CoV-2 varian Omicron menggandakan diri 70 kali lebih cepat di bronkus. Dalam studinya, Universitas Hong Kong membandingkannya dengan SARS-CoV-2 varian Delta dan varian orisinal dari awal 2020 lalu. Kendati lebih cepat menggandakan diri, perkembangbiakan Omicron di jaringan paru justru 10 kali lebih lambat dibanding Virus Corona asal Wuhan.
Mikrograf elektron dari jaringan bronkus manusia yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian Omicron. Panah merah menunjuk partikel-partikel virus corona tersebut. dok. LKS Faculty of Medicine at The University of Hong Kong (HKUMed)
“Studi ini menyediakan informasi pertama tentang bagaimana cara SARS-CoV-2 varian Omicron, yang masuk daftar Variant of Concerns, menginfeksi saluran pernapasan manusia,” tertulis di laman HKUMed dalam keterangan yang dibuat 15 Desember 2021.
Studi ini dipimpin Michael Chan Chi-wai dari Fakultas Kesehatan Masyarakat di Hong Kong Science and Technology Park, yang juga merupakan associate professor di HKUMed. Penelitian tersebut kini tengah dalam tahap peer review dalam publikasinya. Dalam penelitiannya, mereka menggunakan kultur ex vivo dari saluran pernapasan manusia yang telah terinfeksi Covid-19 varian Omicron. Teknik ini disebutkan sudah digunakan untuk menyelidiki banyak infeksi virus yang muncul sejak 2007, seperti virus corona penyebab flu burung dan virus corona penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Metode ini menggunakan jaringan paru-paru yang biasanya diambil untuk analisa perawatan pasien penyakit paru-paru. Lazimnya, jaringan itu akan dibuang begitu saja, namun kali ini jaringan dimanfaatkan untuk menyelidiki penyakit dan infeksi virus pada saluran pernapasan. Chan dan tim berhasil mengisolasi SARS-CoV-2 varian Omicron dan menggunakan model eksperimental ini untuk membandingkan infeksinya dengan SARS-CoV-2 orisinal dari awal pandemi 2020 lalu dan yang varian Delta. Hasilnya, ditemukan bahwa varian baru Omicron bereplikasi lebih cepat daripada virus SARS-CoV-2 asli dan bahkan varian Delta itu di bronkus manusia.
Pada 24 jam setelah infeksi, varian Omicron bereplikasi sekitar 70 kali lebih banyak daripada varian Delta dan SARS-CoV-2 orisinal. Ini yang menjawab kenapa Omicron seperti yang telah ditemukan menyebar sangat cepat antar-manusia. Sebaliknya, varian Omicron ditemukan berkembang biak kurang efisien (10 kali lebih rendah) di jaringan paru-paru. Ini yang mungkin menunjukkan alasan kenapa tingkat keparahan atau gejala seseorang yang terinfeksi lebih rendah dibandingkan varian lain.
Namun, Chan mengingatkan bahwa tingkat keparahan penyakit pada manusia tidak hanya ditentukan oleh replikasi virus. “Tapi juga oleh respons imun inang terhadap infeksi, yang dapat menyebabkan disregulasi sistem imun bawaan, yaitu badai sitokin,” ujar Chan. Sebaliknya, Chan melanjutkan, dengan menginfeksi lebih banyak orang, virus yang sangat menular dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah meskipun tingkat patogennya lebih rendah.
Terlebih, penelitian terbarunya menunjukkan bahwa Omicron juga bisa lolos dari kekebalan dari vaksin. “Termasuk juga bisa lolos dari infeksi masa lalu, ancaman keseluruhan dari varian Omicron kemungkinan akan sangat signifikan,” katanya lagi.
Pernyataannya senada dengan yang pernah disampaikan ketua tim teknis Covid-19 di WHO, Maria Van Kerkhove. Dia memaparkan bahwa banyak pasien infeksi varian Omicron menunjukkan gejala ringan. Tapi tidak berarti ini hanya lunak.
“Kami telah melihat keseluruhan spektrum keparahan dari infeksi varian ini, dan orang bisa meninggal karenanya,” kata Van Kerkhove dalam wawancara dengan NEW SCIENTIST. Dia menambahkan, “Mengatakan, ‘Ini ringan saja’ adalah sangat berbahaya.”
Waktunya Trivia!
Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.
Sebuah celah keamanan telah ditemukan menganga karena bug dalam software Log4j. Ini adalah perangkat lunak yang amat populer karena digunakan jutaan server web. Celah itu rentan serangan sehingga banyak tim di dunia sedang berusaha menutupi celah dalam sistem yang bisa terdampak sebelum para hacker jahat mampu mengeksploitasinya. Permasalahan yang berkaitan dengan Log4j pertama disadari dari video game Minecraft. Dengan cepat disadari pula bahwa dampaknya jauh lebih luas. Software ini digunakan dalam jutaan aplikasi web, termasuk oleh iCloud Apple.
Twitter Rilis Fitur Teks Otomatis untuk Video di Aplikasi Ponsel dan Web. Twitter telah menghadirkan fitur teks otomatis untuk konten video. Fungsionalitas yang paling ditunggu-tunggu itu diluncurkan secara global untuk iOS, Android, dan Web, mulai Rabu, 15 Desember. Saat ini fitur teks otomatis baru mendukung 37 bahasa termasuk Arab, Cina, Inggris, Jerman, Hindi, Tamil, dan banyak lagi.
Ilustrasi Twitter. qz.com
Google mengumumkan bahwa mereka telah mengambil tindakan terkait kejadian terhadap peretasan yang menggunakan botnet untuk glupteba yang mengendalikan lebih dari 1 juta perangkat Windows. Botnet Glupteba adalah sebuah infrastruktur malware komando dan kontrol Glupteba yang berbasis di Rusia. Botnet yang didukung blockchain ini digunakan untuk menargetkan mesin Windows di seluruh dunia, setidaknya sejak 2011 termasuk dunia Terukya, India 2011.
Gates meramal bahwa cara orang mengadakan sebagian besar virtual meeting bakal berubah dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Menurut Gates, dalam dua-tiga tahun ke depan, virtual meeting bakal diadakan di metaverse. Dalam visi Gates, setiap orang nantinya akan direpresentasikan dengan avatar 3D yang unik di metaverse. Setiap avatar 3D itu dapat saling berinteraksi dengan avatar 3D milik orang lainnya.
Klaim vaksin menyesatkan menargetkan anak-anak dan orang tua di Inggris. Kelompok antivaksin menyebarkan selebaran dengan informasi yang salah di depan sekolah-sekolah. Tujuannya, memprotes keputusan sekolah yang menggelar vaksinasi bagi siswa-siswanya usia 12-15 tahun.
Periksa Fakta Sepekan Ini
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial didominasi dengan klaim-klaim seputar bencana alam. Klaim-klaim ini beredar setelah gunung Semeru dikabarkan aktif beraktivitas sejak 4 Desember 2021. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Keliru, Tsunami Makassar Setinggi 20 Meter pada 14 Desember 2021
- Sesat, Klaim Gunung Welirang di Jawa Timur Mengalami Erupsi
- Keliru, Ini Bentuk Kristal Air Biasa dan Kristal Air Zamzam yang Berhasil Diabadikan Masaru Emoto
- Keliru, Video Angin Kencang di Merak, Banten
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.
Ikuti kami di media sosial: