Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Penyalahgunaan Data Pribadi lewat Tren Tantangan di Instagram

image-gnews
Instagram Uji Coba Stiker
Instagram Uji Coba Stiker "Add Yours" di Indonesia. Kredit: Instagram
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Sepekan terakhir, ramai cuitan seseorang yang menceritakan nasib malang temannya. Sang teman menjadi korban penipuan usai mengikuti tren tantangan di media sosial Instagram. Tren yang datang melalui fitur stiker “Add Yours” itu belakangan justru berpotensi disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab. Padahal, fitur itu diharapkan menjadi cara baru untuk meningkatkan user generated content (UGC) yang bisa viral dan menguntungkan semua pengguna. 

Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah klaim tentang ribuan orang di Indonesia meninggal usai divaksin Covid-19.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

______________________________________________________________________

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Bahaya Penyalahgunaan Data Pribadi lewat Tren Tantangan di Instagram

Tren tantangan di media sosial Instagram belakangan berubah menjadi bahaya. Tren yang datang melalui fitur stiker “Add Yours” itu berpotensi disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab. 

Bagi pengguna yang tak berhati-hati, secara tidak sadar bisa saja menyebar data pribadinya. Pasalnya, tantangan yang dibuat pada fitur tersebut, belakangan malah justru banyak mengungkap data pribadi pengguna. Tantangan itu seperti “siapa nama kecilmu”, “bagaimana tandatanganmu”, dan lainnya.

Ilustrasi Instagram (Pixabay)

Di Twitter beredar cuitan dari @ditamoechtar_ yang menceritakan pengalaman buruk temannya karena mengikuti tren “Add Yours”. Sang teman jadi korban penipuan. Dalam cuitannya itu, ia menjelaskan, temannya tertipu oleh seseorang yang mengaku mengenalnya dari kecil dan menyapanya dengan panggilan masa kecilnya. Hal itu terjadi, setelah temannya itu mengikuti tantangan stiker “Add Yours” dan mengungkapkan nama panggilan pribadinya.

Fitur stiker “Add Yours” sendiri sebenarnya baru diluncurkan Instagram pada 2 November lalu. Tujuan awal Instagram adalah untuk membuat utas umum di IG Stories. Instagram membayangkan “Add Yours” jadi cara baru untuk meningkatkan user generated content (UGC) yang bisa viral dan menguntungkan semua pengguna.

Bagaimana cara kerja utas itu? Dalam thread IG Stories, user dapat menunjukkan sesuatu di IG Story. Lalu dia bisa meminta pengguna lainnya untuk menunjukkan hal yang sama. 

Ketua Divisi Akses Atas Informasi SAFEnet Unggul Sagena mengimbau para pengguna memastikan keamanan dari fitur atau aplikasi yang digunakan. Sebab, menurut dia, tidak ada aplikasi yang menjamin kerahasiaan data.

“Jika informasi pribadi tersimpan ke penyedia layanan seperti pada platform misal Facebook atau marketplace, risikonya hanya kebocoran data," kata Unggul, Selasa, 23 November 2021. Apalagi dari konten yang dibuat sesama pengguna. “Untuk itu, selalu pastikan konten tidak bersifat pribadi dapat dikonsumsi publik (dilihat, dilibatkan, dan sebagainya)," ujarnya.

Unggul menambahkan, bahaya yang membayangi bahkan bukan hanya penipuan yang bisa terjadi. Tapi juga bisa saja digunakan untuk orang-orang yang fetish, jika foto yang diunggah merupakan foto fisik.

"Jangankan penipuan, konten gambar yang sebenarnya biasa pun bisa dikumpulkan orang untuk fetish. Misalnya foto-foto seksi, joget-joget dan seterusnya. Jadi biasanya saya sebagai SAFEnet maupun sebagai pegiat literasi digital biasanya menghimbau agar konten yang kita buat atau upload harus disadari konsekuensinya, dampaknya nggak hanya sekarang karena bisa disimpan, diakui, direproduksi dan manipulasi oleh orang lain untuk berbagai tujuan, yang pasti tidak menguntungkan kita, bahkan merugikan secara materiil maupun imateriil," ucapnya.

Unggul mengatakan pemilik ptalform harus mengevaluasi jika ada fitur yang dilaporkan masyarakat yang merasa terdampak. Jadi bisa jadi masukan bagi platform terkait.

Menanggapi hal itu, Meta—sebelumnya Facebook—sebagai induk perusahaan menjelaskan bahwa privasi dan keamanan informasi data pribadi pengguna merupakan hal fundamental yang sangat penting bagi Instagram. Pihaknya berupaya keras untuk menjaga informasi dan identitas pribadi pengguna.

“Kami tidak memperbolehkan pengguna memposting informasi pribadi atau bersifat rahasia, baik tentang diri mereka sendiri maupun orang lain,” ujar perwakilan Meta Indonesia, saat dihubungi, Rabu, 24 November 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perusahaan besutan Mark Zuckerber itu mengaku akan menghapus konten yang membagikan, menawarkan, serta mengumpulkan informasi identitas pribadi atau informasi pribadi lainnya. Hal itu dilakukan karena dapat menyebabkan kerugian fisik atau keuangan, seperti informasi keuangan, tempat tinggal dan medis, serta informasi pribadi yang diperoleh dari sumber ilegal.

Pihak Meta juga menyadari bahwa informasi pribadi bisa jadi tersedia untuk publik dari artikel berita, pengajuan pengadilan, siaran pers, maupun sumber lainnya. “Ketika hal tersebut terjadi, kami mungkin akan mengijinkan informasi tersebut diposting di Instagram,” tutur dia.

Selain itu, Meta juga menyediakan cara bagi pengguna untuk melaporkan gambar yang mereka yakini telah melanggar hak privasi mereka. 

Untuk menelusuri utas yang disebutkan sebelumnya, pembaca bisa menelisik melalui tautan berikut ini:

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

WhatsApp telah memperkenalkan dua fitur keamanan baru, yaitu panggilan kilat dan pelaporan level pesan. Panggilan kilat merupakan tambahan dari opsi verifikasi SMS dalam proses registrasi di aplikasi, sedangkan pelaporan level pesan memungkinkan pengguna untuk melaporkan akun dengan menandai pesan tertentu.

Meta—sebelumnya Facebook—menggabungkan Messenger dan Instagram tahun lalu, sebagai bagian dari rencananya untuk membuat sistem perpesanan terpadu di semua platformnya. Dalam unggahan blog awal tahun ini, perusahaan akan menghadirkan sistem enkripsi end-to-end secara default paling cepat pada 2022 untuk platform tersebut. Namun, laporan terbaru menyebutkan bahwa Meta tidak berencana menghadirkan sistem enkripsi en-to-end secara default di aplikasi Messenger dan Instagram hingga 2023.

Metaverse adalah istilah yang diciptakan dalam novel dystopian "Snow Crash" tiga dekade lalu dan sekarang menarik perhatian di Silicon Valley. Ini merujuk pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Raksasa ritel AS Costco memperingatkan pelanggan bahwa informasi kartu kredit mereka kemungkinan disalahgunakan setelah bertransaksi di salah satu gerainya. Potensi penyalahgunaan berasal dari skimmer kartu kredit yang dipasang oleh pelaku skimmer di terminal pembayaran di salah satu outlet Costco. Sedangkan Costco sendiri memastikan mereka sudah melepas perangkat skim dan menghubungi lembaga penegak hukum untuk mempercepat penyelidikan setelah personelnya menemukan skimmer.

Organisasi yang mengerjakan penelitian vaksin menjadi sasaran utama serangan siber

The National Cyber Security Centre mengatakan, pihaknya telah menangani 777 kasus selama periode Augustus 2020 hingga September 2021. NCSC mengatakan satu dari lima insiden ditujukan pada organisasi yang memiliki hubungan dengan tempat vaksin AstraZeneca dikembangkan.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim-klaim seputar politik paling mendominasi. Selain itu, ada pula klaim keliru sebuah video yang dikaitkan dengan kecelakaan yang menimpa artis Vanessa Angel. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

1 jam lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

2 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.


Survei Populix: Konsumsi Internet dan Media Digital Melambung 40 Persen Selama Bulan Puasa

4 hari lalu

Foto ilustrasi jaringan internet.
Survei Populix: Konsumsi Internet dan Media Digital Melambung 40 Persen Selama Bulan Puasa

Survei Populix mencatat kebutuhan internet naik 40 persen selama bulan Ramadan. Mayoritas responden berbagi keseharian melalui Whatsap dan Instagram.


Instagram Mulai Membatasi Konten Politik

5 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Instagram Mulai Membatasi Konten Politik

Instagram akan membatasi konten politik dari konten yang tidak diikuti pengguna secara default.


Instagram Disebut Bakal Izinkan Pengguna Mengubah Tanggal Postingan

6 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Instagram Disebut Bakal Izinkan Pengguna Mengubah Tanggal Postingan

Fitur Post to the past di Instagram ditampilkan dengan ikon kalender dan berada tepat di atas opsi Boost post.


CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

6 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.


Hibur Perekrut dan Jobseeker, LinkedIn Siapkan Fitur Game

7 hari lalu

Logo untuk LinkedIn Corporation di Mountain View, California, AS 6 Februari 2013. [REUTERS/Robert Galbraith]
Hibur Perekrut dan Jobseeker, LinkedIn Siapkan Fitur Game

Platform pencarian kerja level profesional, LinkedIn menyiapkan fitur game untuk menyenangkan pengguna. Mengikuti tren media digital saat ini.


Cara Mengembalikan Postingan Instagram yang Terhapus

8 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Mengembalikan Postingan Instagram yang Terhapus

Jika sudah telanjur menghapus unggahan atau postingan di Instagram, tetapi ingin menampilkan lagi, tidak perlu khawatir karena ada cara mudah untuk mengembalikannya.


Tak Hanya untuk Pesan Privat, Instagram Selipkan Game Emoji pada Fitur DM

9 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Tak Hanya untuk Pesan Privat, Instagram Selipkan Game Emoji pada Fitur DM

Instagram menyelipkan game serupa Pong dalam fitur direct message. Memainkan emoji yang dikirimkan di pesan privat.


Ojol The Game, Menjajal "Misi Harian" Para Driver Ojek Online

11 hari lalu

Ojol The Game.
Ojol The Game, Menjajal "Misi Harian" Para Driver Ojek Online

Game Ojol The Game besutan CodeXplore kian viral di media sosial. Pemain merasakan susah senangnya menjadi seorang driver ojek online di perkotaan.