Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #128 Data KPAI Bocor dan Diperjualbelikan

image-gnews
Ilustrasi data internet bocor. Foto: Pixabay
Ilustrasi data internet bocor. Foto: Pixabay
Iklan

Newsletter Cek Fakta Tempo #128

 

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Kebocoran data kembali terjadi. Kali ini data yang bocor dan diperjualbelikan merupakan data anak-anak di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Data pengaduan di KPAI sejak 2016 hingga tahun ini yang mencakup nama pengadu, nama anak yang diwakili pengadu, nomor kependudukan, nomor telepon, alamat rumah, alamat email, pekerjaan, pendidikan, hingga kasus yang diadukan itu dijual di media sosial oleh C77 di RaidForums sejak 13 Oktober 2021 dengan banderol Rp 70 ribu.

Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah klaim tentang ribuan orang di Indonesia meninggal usai divaksin Covid-19.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

______________________________________________________________________

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Data KPAI Bocor dan Diperjualbelikan

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bocor. Kebocoran data ini terungkap pekan ini. Awalnya, media sosial diramaikan dengan kabar penjualan data KPAI oleh C77 di RaidForums sejak 13 Oktober 2021. Akun itu menawarkan berkas bernama kpai_pengaduan_csv dan kpai_pengaduan2_csv. Kedua dokumen sebesar 38 megabita itu dihargai Rp 70 ribu.

Isi data itu adalah pengaduan di KPAI sejak 2016 hingga tahun ini. Data itu mencakup nama pengadu, nama anak yang diwakili pengadu, nomor kependudukan, nomor telepon, alamat rumah, alamat email, pekerjaan, pendidikan, hingga kasus yang diadukan.

Pada satu dokumen, ada puluhan nama anak, usia, alamat rumah, serta nama dan alamat sekolah mereka. Ada yang diadukan karena diduga menjadi korban perundungan, gangguan psikis karena orang tua bercerai, atau karena kecanduan merokok. Sebagian lainnya juga diadukan ke Komisi Anak karena diduga menjadi korban pemerkosaan, kekerasan, dan penculikan.

Kebocoran data ini membahayakan keselamatan anak-anak yang tercantum di dalamnya. Pasalnya, data tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan, baik kekerasan hingga pedofil. 

Ini bukan pertama kalinya data lembaga negara dan perusahaan pelat merah bocor. Pada awal September lalu, 1,3 juta data pengguna aplikasi pelacakan perjalanan e-HAC juga dijual di RaidForums. Data Bank Jatim sebesar 378 gigabita pun hingga kemarin masih dijual seharga US$ 250 ribu atau sekitar Rp 3 miliar. Di dunia maya, ada ribuan lapak data ilegal. Namun RaidForums lebih dikenal di dalam negeri karena sering mendagangkan data pribadi yang dicuri dari lembaga negara.

Ketua KPAI, Susanto menjelaskan hasil kesepakatan untuk tetap mengizinkan Djarum Foundation mengelar Audisi Beasiswa Bulu Tangkis dengan catatan tidak mencantum logo dan merk dagang produk hasil tembakau atau rokok di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis, 12 September 2019. TEMPO/Irsyan Hasyim

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto telah mengkonfirmasi kabar peretasan database KPAI dan penyebarannya di RaidForums. Ia juga mengaku sudah melapor ke Badan Reserse Kriminal Kepolisian atau Bareskrim Polri, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), hingga Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Menindaklanjuti surat tersebut, Direktorat Siber Mabes Polri dan Badan Siber dan Sandi Negara telah berkoordinasi dengan KPAI untuk langkah-langkah selanjutnya dan KPAI telah melakukan mitigasi untuk menjaga keamanan data,” kata Susanto.

Pengamat teknologi informasi Ruby Alamsyah menilai kejadian berulang tersebut menunjukkan bahwa teknologi dan sumber daya manusia penyelenggara sistem elektronik di berbagai lembaga di Indonesia belum mumpuni dalam menjaga keamanan data. 

Berkaca pada kasus kebocoran data yang dialami sejumlah perusahaan startup pada 2019, Ruby mengatakan, teknologi canggih saja tak cukup untuk menjamin keamanan data. Sebab, ada unsur kelalaian dari pengelolanya. “Kalau SDM tidak disiplin, tidak jalankan standar operasional, terjadi terus kebocoran data,” kata dia, kemarin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari berbagai kasus tersebut, penyelenggara teknologi informasi mestinya menarik pelajaran dengan mempertebal keamanan siber mereka. Langkah mitigasi yang paling penting, kata dia, adalah monitoring 24 jam. 

Jika Tokopedia, misalnya, mengawasi data mereka tanpa henti, dia melanjutkan, pengelola pasti mengetahui ada “maling” yang masuk ke “rumah” mereka tak lama setelah kejadian. Namun, saat terjadi kebocoran data pelanggan, Tokopedia baru menyadarinya setelah lewat dua bulan. “Artinya monitoringnya enggak ada,” kata Ruby.

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dituntut memahami bahwa keamanan digitalisasi itu penting di era Industri 4.0. Selain membawa kemudahan, ruang siber juga memiliki potensi ancaman nyata baik bersifat teknis atau sosial. Pada hakikatnya, tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbanding lurus dengan risiko kerawanan terhadap keamanannya. 

CEO Mark Zuckenberg masuk dalam daftar terdakwa atas gugatan privasi yang mencoba meminta pertanggungjawaban Facebook atas pelanggaran Cambridge Analytica. Ia diklaim memainkan peran kunci dalam keputusan dan memimpin program internal yang mengarah pada pengungkapan informasi pribadi yang tidak sah secara massal.

Perusahaan pelatihan kesadaran keamanan siber KnowBe4 merilis Laporan Kesadaran Privasi dan Keamanan 2021. Laporan ini mencoba mengetahui berapa banyak pelatihan keamanan siber yang diterima para pekerja dan dampaknya terhadap kesadaran karyawan akan risiko keamanan siber yang umum mencakup tanggapan dari 1.000 karyawan di usaha kecil dan menengah (UKM) dan perusahaan besar di Amerika Serikat. 

Minggu ini pemerintah Federal Amerika Serikat mengumumkan undang-undang yang diusulkan untuk mengembangkan kode privasi online atau disebut juga dengan “Kode OP”. Undang-undang ini akan menetapkan standar privasi yang lebih ketat untuk Facebook, Google, Amazon, dan banyak platform online lainnya. Perusahaan-perusahaan ini mengumpulkan dan menggunakan data pribadi konsumen dalam jumlah besar, sebagian besar tanpa sepengetahuan atau persetujuan nyata mereka. Maksud pengusulan kode ini adalah demi menjaga privasi dari praktik-praktik sejumlah perusahan tadi.

Facebook berubah menjadi Meta. REUTERS

Di depan umum, Facebook telah menggembar-gemborkan sumber daya yang telah didedikasikan untuk mengatasi Covid-19 dan kesalahan informasi mengenai vaksin. Facebook bahkan mengecam juga Presiden AS Joe Biden karena kritik kerasnya terhadap penanganan perusahaan terhadap masalah tersebut. Tetapi dokumen internal Facebook (FB) menunjukkan ada ketidaksesuaian antara apa yang telah dikatakan perusahaan secara terbuka tentang tanggapan keseluruhan terhadap kesalahan informasi Covid-19.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim seputar SARA paling mendominasi. Selain itu, ada pula klaim tidak terbukti soal Taliban yang memenggal pemain voli Afghanistan karena dianggap mengumbar aurat. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

20 jam lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

3 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


Terkini: Jokowi akan Reshuffle Menteri lagi, Sri Mulyani Didesak Keluarkan Aturan Antidumping Keramik Cina

4 hari lalu

Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Soponyono di kawasan Rungkut Asri Utara, Surabaya pada Jumat 6 September 2024. TEMPO/Hanaa Septiana
Terkini: Jokowi akan Reshuffle Menteri lagi, Sri Mulyani Didesak Keluarkan Aturan Antidumping Keramik Cina

Terkini: Jokowi akan kembali melakukan reshuffle menteri menjelang akhir jabatan. Sri Mulyani didesak keluarkan aturan antidumping keramik Cina.


Presiden Jokowi: Medsos Makin Dominan, Media Konvensional Mulai Terdesak

4 hari lalu

Presiden Jokowi menyampaikan sambutan saat membuka Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-30 Tahun 2024 di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, 8 September 2024. MTQ Nasional ke-30 yang bertema Mewujudkan Masyarakat Cinta Al-Quran untuk Bangsa yang Bermartabat di Bumi Nusantara itu diikuti 1.998 peserta terdiri dari 1.567 peserta inti dan 431 cadangan dari 35 provinsi yang akan mengikuti delapan cabang perlombaan. ANTARA/M Risyal Hidayat
Presiden Jokowi: Medsos Makin Dominan, Media Konvensional Mulai Terdesak

Presiden Jokowi mengatakan, perkembangan pesat dunia digital membawa kemudahan di mana setiap orang kini bisa menjadi wartawan pelapor informasi


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

6 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

6 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


Pakar Ungkap Pentingnya Media Sosial untuk Sampaikan Informasi tentang Hepatitis

7 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com
Pakar Ungkap Pentingnya Media Sosial untuk Sampaikan Informasi tentang Hepatitis

Upaya penyebaran informasi dengan memanfaatkan media sosial dapat menjadi strategi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hepatitis.


X Memperkenalkan Fitur Edit Pesan

7 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
X Memperkenalkan Fitur Edit Pesan

Media sosial X milik Elon Musk meluncurkan fitur edit pesan untuk pengguna iOS


Strategi Kampanye Politik di Media Sosial untuk Ungkit Elektabilitas Kandidat

10 hari lalu

Foto ilustrasi sosial media. Dok. Freepik
Strategi Kampanye Politik di Media Sosial untuk Ungkit Elektabilitas Kandidat

Kampanye p0litik di media sosial menjadi salah satu metode paling ampuh di era serba digital saat ini.


X Dilarang Beroperasi di Brasil, Imbas Perseteruan Elon Musk dengan Moraes

10 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
X Dilarang Beroperasi di Brasil, Imbas Perseteruan Elon Musk dengan Moraes

Pengadilan tinggi di Brasil melarang platform X beroperasi di negaranya