Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #123 Perang Ganda Melawan Covid-19

image-gnews
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Pertempuran menghadapi wabah Coronavirus Disease 2019 masih terus berlangsung sengit di dua sisi. Pertama, memerangi wabah itu sendiri. Kedua, membendung arus misinformasi tentang pandemi yang dibagikan tanpa ditelaah dulu.

Nasib anak-anak, yang mau tak mau ikut terseret dalam peperangan ini, masih belum jelas kelanjutannya. Namun mulai nampak titik terang dengan tersiarnya kabar dari John Hopkins University tentang pengujian kemanjuran sebuah merek vaksin pada anak 6 bulan hingga 11 tahun. 

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

______________________________________________________________________

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Perang Ganda Melawan Covid-19 

Pandemi Coronavirus Disease 2019 mengubah kebiasaan masyarakat dunia. Perkembangan digital yang lebih baik di era sekarang membuat banyak hal beralih ke digital. Akses masyarakat terhadap sebaran informasi terkait Covid-19 juga lebih cepat dan mudah. Namun, hal itu juga memberi dampak negatif ketika arus informasi yang salah justru ikut mengalir.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, masyarakat tak hanya sedang memerangi pandemi virus, tapi juga infodemic atau informasi mengenai pandemi yaitu berita palsu yang menyebar lebih cepat dan lebih mudah daripada virus itu sendiri dengan bahaya yang sama. 

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

Berdasarkan catatan WHO, dalam tiga bulan pertama tahun 2020, hampir enam ribu orang di seluruh dunia dirawat di rumah sakit karena kesalahan informasi virus corona. Selain itu, di periode yang sama, penelitain terbaru juga mencatat, setidaknya 800 orang diduga meninggal karena kesalahan informasi terkait Covid-19.

Menurut Tedros, kematian bisa menjadi efek paling buruk dari infodemik yang meluap bersamaan dengan wabah penyakit. “Semua informasi palsu bisa berdampak sama bahayanya dengan virus itu sendiri. Mulai dari teori konspirasi, informasi yang menyepelekan ancaman Covid-19 hingga informasi miring soal vaksin,” katanya, April lalu.

Meski sudah hampir dua tahun, misinformasi terkait covid masih saja tersebar massal. Korban atas misinformasi dan disinformasi juga masih berjatuhan. Beberapa waktu lalu misalnya, Calon pengantin meninggal setelah ragu-ragu untuk divaksinasi akibat misinformasi yang beredar. Samantha Wendell dan Austin Eskew memutuskan menunda vaksinasi Covid-19 mereka demi keinginan mereka untuk menikah pada 21 Agustus. Keputusan itu diambil setelah beberapa rekan kerja Wendell mengatakan suntikan itu menyebabkan kemandulan. Klaim tidak berdasar yang semakin menguat ini beredar, meski kelompok kesehatan reproduksi terkemuka telah membantahnya. Akibatnya, alih-alih menikah, Wendell justru dimakamkan.

Di Indonesia, luapan sejumlah klaim terkait covid-19 juga masih terus bermunculan dan arusnya tetap kuat. Menurut survei Katadata Insight Center dan Kominfo mengenai status literasi digital Indonesia tahun 2020, sebanyak 68,4 persen orang hanya meneruskan berita yang tersebar dan 51,6 persen tidak mengetahui bahwa informasi yang mereka sebar ternyata tidak benar. Sementara hanya sebanyak 2,7 persen mengaku untuk memengaruhi orang lain.

Penyebabnya, banyak orang yang langsung meneruskan informasi hoax karena tidak terlalu memikirkan apakah itu benar atau tidak. “Masih banyak yang belum melakukan cek fakta makanya bisa dibilang kita tidak kritis, maka mudah saja menyebarkan berita-berita palsu,” ujar ujar Ari Budi Wibowo, Kepala Bidang kemitraan Siber Kreasi.


Bagian ini ditulis oleh Siti Aisah, peserta Health Fellowship Tempo yang didukung oleh Facebook.

Vaksinasi Covid-19 pada Anak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Telah diketahui bahwa sejak awal pandemi, kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 adalah orang-orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), berusia lanjut, memiliki daya tahan tubuh rendah, dan mengalami obesitas. Sedangkan anak-anak dan remaja cenderung memiliki peluang yang jauh lebih rendah untuk terjangkit penyakit parah akibat infeksi Covid-19. Oleh karena itu, vaksinasi sebagai salah satu penanganan pandemi diprioritaskan bagi kelompok berisiko tinggi tersebut. Namun, seiring tahun ajaran baru dan pembelajaran tatap muka telah dimulai, serta penyebaran varian baru virus Corona yang kian meluas, banyak orang tua yang khawatir dan bertanya kapan vaksin mulai tersedia untuk anak-anak? 

Seorang anak menjalani vaksinasi COVID-19 untuk usia 12 tahun ke atas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Juli 2021. Kolaborasi tiga pilar dan organisasi profesi antara lain IDI Jaya, IDAI Jaya, IBI Jaya, dan PPNI Jaya turut membantu jalannya vaksinasi untuk warga berusia 12 tahun ke atas untuk mencapai herd immunity pada Agustus mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

  • Studi review terbaru menemukan bahwa ada penelitian terbatas yang melaporkan gejala fisik jangka panjang akibat Covid-19 pada populasi anak. Namun, kurangnya laporan atas kasus Covid-19 pediatrik disebabkan tingkat pengujian dan infeksi simtomatik yang rendah sehingga memerlukan studi lebih lanjut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, gangguan tidur, dan masalah sensorik adalah hasil yang paling banyak dilaporkan sebagai gejala fisik jangka panjang pada anak-anak. Sebagian besar studi yang meneliti dampak Covid-19 pada populasi anak-anak berfokus pada presentasi klinis awal dan gejala yang serupa dengan populasi orang dewasa. 
  • Pada bulan Mei, European Medicines Agency (EMA) menyetujui vaksin Pfizer untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun. Sejak itu, negara-negara Uni Eropa telah bergerak walaupun dengan kecepatan yang berbeda-beda. Sebagian besar populasi anak-anak di Denmark dan Spanyol setidaknya telah mendapatkan satu dosis vaksin. Denmark telah memvaksinasi anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun, sementara di Spanyol pada rentang usia 12 hingga 19 tahun. Prancis juga telah bergerak cepat dengan 66 persen dari populasi berusia 12 hingga 17 tahun sudah mendapat suntikan pertama, dan 52 persen sudah divaksinasi lengkap. Pada bulan Agustus, setelah varian Delta mulai menyebar lebih luas, rekomendasi vaksinasi di Jerman diperluas ke semua populasi yang berusia di atas 12 tahun.  
  • Vaksinasi Covid-19 untuk anak di Indonesia telah diberikan mulai usia 12-17 tahun. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi bagi anak sudah bisa dilakukan setelah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dan telah didukung rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Pemerintah juga berpatokan pada pelaksanaan vaksinasi di dunia, yang juga sudah diberikan pada anak-anak. “Setelah kita melihat apa yang sudah jadi best practices di dunia, itu diberikan antar 12-17 tahun,” kata Budi. Anak-anak pada usia tersebut akan mendapatkan vaksin Sinovac sebanyak dua kali, dengan dosis 0,5 ml, dan interval minimal 28 hari.                                                        
  • Baru-baru ini Pfizer mengumumkan hasil dari uji klinis fase II/III yang menunjukkan profil keamanan yang menguntungkan dan respons antibodi yang kuat pada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun. Sebanyak 2.268 peserta menerima dosis 10 µg dalam rejimen dua dosis. Dosis 10 µg dipilih dengan hati-hati karena faktor keamanan, tolerabilitas dan imunogenisitas pada anak-anak usia 5 sampai 11 tahun. Satu bulan setelah pemberian dosis kedua, respon imun yang kuat pada peserta anak-anak sebanding dengan yang tercatat pada penelitian Pfizer-BioNTech sebelumnya pada orang berusia 16 hingga 25 tahun yang diimunisasi dengan dosis 30 µg. Vaksin Covid-19 ditoleransi dengan baik, dengan efek samping yang umumnya mirip dengan yang diamati pada peserta berusia 16 hingga 25 tahun. 
  • Leana Wen, dokter dan profesor tamu kebijakan dan manajemen kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken Universitas George Washington mengatakan berdasarkan rilis dari uji klinis Pfizer, terdapat temuan penting juga bahwa tidak ada seorang pun dalam kelompok studi yang mengalami miokarditis, yang merupakan peradangan otot jantung yang dipandang sebagai efek samping yang jarang dari vaksin, terutama pada remaja dan pria berusia lebih muda. Efek samping ini sangat jarang sehingga kecil kemungkinannya muncul dalam penelitian terhadap 2.268 peserta uji klinis tersebut. 
  • Kawsar Talaat dari Johns Hopkins University, peneliti utama untuk uji klinis vaksin Pfizer pada anak-anak usia 6 bulan hingga 11 tahun mengatakan sejauh ini tidak ada masalah keamanan utama yang diamati selama uji klinis. Tetapi dia juga menyampaikan bahwa beberapa kejadian yang lebih jarang mungkin tidak muncul sampai vaksin diberikan pada populasi yang lebih besar. Miokarditis, yakni peradangan otot jantung adalah kasus yang jarang terjadi pada sebagian kecil remaja yang menerima vaksin mRNA. Hina Talib, profesor pediatri di Albert Einstein College juga mengatakan bukti menunjukkan bahwa miokarditis lebih dari lima kali lebih mungkin terjadi setelah infeksi Covid-19 daripada setelah vaksinasi, tetapi kekhawatiran tentang efek samping masih menyebabkan keraguan di antara beberapa orang tua. 


Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini, yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

WhatsApp menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan enkripsi End-to End untuk cadangan pesan. Juru bicara perusahaan mengatakan, fitur yang baru diuji coba WhatsApp di awal Juli akan mulai diterapkan ke semua pengguna, awal pekan depan. Cadangan pesan akan dilindungi dengan enkripsi sebagai mana layanan pesan yang sudah ditetapkan sejak 2016.

Data pengguna aplikasi fitnes bocor besar-besaran. Platform pihak ketiga yang berfungsi untuk mengumpulkan data Fitness Tracking dari Hits Fitbit, Apple, Microsoft, dan Google. Jumlahnya, mencapai hampir 60 juta catatan. 

TikTok mengahadapi investigasi terkait privasi oleh lembaga pengawas Uni Eropa. Investigasi ini diinisiasi oleh The Irish Data Protection Commission (DPC), salah satu regulator utama di Uni Eropa terkait dua isu privasi di dalam TikTok. DPC menyelidiki data personal anak-anak dan  apakah TikTok memindahkan data personal ke negara lain, seperti Cina.

Cuitan Nicki Minaj tentang vaksin Covi-19 menyebabkan testis membengkak menjadi sinyal bahaya misinformasi oleh selebriti. Komentator politik dari MSNBC Joy Reid mengatakan, cuitan Rapper dan penyanyi pop Nicki Minaj menjadi sinyal terkait bahaya misinformasi yang disebarkan selebritis. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Kementerian Kesehatan Trinidad and Tobago yang membantah temuan tersebut berdasarkan hasil investigasi mereka. 

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim seputar vaksin Covid-19 masih lebih banyak daripada isu lainnya. Banyaknya klaim mengenai vaksin diduga berkaitan dengan fokus dunia dalam menanggulangi pandemi Covid-19 lewat program vaksinasi. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

1 hari lalu

Suasana lengang area konter 'check in' Terminal Internasional saat hari pertama pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis 14 Oktober 2021. Bandara Ngurah Rai resmi dibuka kembali untuk melayani penerbangan internasional meskipun hingga Kamis siang masih belum ada pengajuan 'slot time' penerbangan internasional dari maskapai penerbangan di bandara tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Menteri BUMN Erick Thohir Merger AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia, Sejak Kapan Direncanakan?

Erick Thohir merger PT Angkasa Pura I (Persero)atau AP I dan AP II melalui proses integrasi yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

5 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


Jumlah Gerai Tumbuh 130 Persen Usai Pandemi, AEON Buka Toko ke-11 di Mal Ciputra Tangerang

6 hari lalu

Ratusan orang menyerbu Gerai AEON yang baru dibuka di Mal Ciputra Tangerang, Kamis 5 September 2024. Pengunjung memborong jajanan Jepang seperti Suhsi neski dijual dengan harga normal. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Jumlah Gerai Tumbuh 130 Persen Usai Pandemi, AEON Buka Toko ke-11 di Mal Ciputra Tangerang

PT AEON Indonesia resmi mengoperasikan gerai retail atau AEON Store di Mal Ciputra Tangerang pada hari ini, Kamis, 5 September 2024.


BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

10 hari lalu

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah. ANTARA/Puspa Perwitasari
BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan dampak proporsi jumlah penduduk kelas menengah yang turun kelas.


Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

11 hari lalu

Warga menerima bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) oleh Presiden Joko Widodo di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah.  TEMPO/Subekti.
Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

KPK terus memeriksa sejumlah pihak yang terlibat dalam pengadaan Bansos Presiden di masa pandemi Covid-19. Kerugian negara sementara Rp 125 Miliar.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

12 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

13 hari lalu

 Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. TEMPO/Aisha Shaidra
BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar mengatakan ada 9,48 juta penduduk kelas menengah yang turun kelas ke ambang rentan miskin.


Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

14 hari lalu

Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat tiba dalam penutupan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. Kongres III Partai NasDem kembali menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum untuk periode 2024-2029. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

Presiden terpilih Prabowo Subianto membela Presiden Jokowi yang kebijakan dan kinerjanya kerap mendapatkan kritikan.


Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

15 hari lalu

Mark Zuckerberg. Instagram
Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

Mark Zuckerberg mengatakan ia menyesal telah tunduk pada tekanan pemerintah dalam kesaksian di tengah-tengah kampanye pilpres yang memanas.


Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

16 hari lalu

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. pexels
Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

Karyawan di Australia, dalam banyak kasus, tidak dapat dihukum karena menolak membaca atau menanggapi kontak dari majikan mereka di luar jam kerja.